WELCOME TO MY BLOG

Welcome to my Blog。◕‿‿◕。!!
Thank you for visiting.
Please leave some comments in every page you read.
Also, please noted that this is originally my works and I have rights of these all. So for re-post or re-use, confirm 1st to me.
Thank you & GOD BLESS US ^^

Jumat, Juni 26, 2009

Cerita Anak Rimba

Aku lahir di tengah hutan rimba yang lebat dan hijau lebat, yang kata orang-orang adalah jantung dunia. Hijau dan indah dengan kealamiannya, bagaikan batu jamrud yang memberikan aku dan keluargaku kehidupan. Hutan yang sehat dan lebat ini adalah surgaku. Berbagai jenis hewan, yang adalah sahabat alamku hidup dengan baik. Sungai-sungai kami terbentang lebar dan deras, dengan berjuta ikan yang kadang kala kami sauk untuk lauk. Kami tak perlu bersusah payah mencari penghidupan. Akar tumbuhan umbutnya kami olah jadi makanan. Kayu rotan muda pun dapat kami olah menjadi makanan. Kijang dan burung juga ayam hutan pun kami buru untuk menjadi makanan. Kami begitu dimanja oleh alam.

Indang-ku adalah seorang ibu yang baik dan bijak bagi anak-anaknya, menyayangi kami dengan kasih sayang hingga rela mengorbankan nyawanya bagi kami. Ia jg setia mendampingi Apang yang kuat dan gagah berani, yang selalu berusaha memberikan yang terbaik bagi keluarganya.

Apang sering pergi berburu ke tengah hutan. Tapi itu tidak membuat hewan-hewan yang ada di dalam hutan punah. Amang, adik Apang juga sering melauk di sungai, tapi tidak membuat sungai kehabisan ikan-ikannya. Inang* dan Mina* juga sering masuk ke dalam hutan mencari tumbuhan untuk juhu* dan itupun tidak membuat hutan kami gundul.

Namun kini keadaan sudah jauh berbeda. Aku tumbuh dewasa dan seiring pertumbuhanku orang-orang kota masuk ke perkampungan kami. Awalnya hanya menebang sedikit luas hutan dan menggantinya dengan tumbuhan kelapa sawit. Namun lama kelamaan semakin meluas. Orang utan-pun, yg dulunya menjadi sahabat kami dan tinggal rukun bersama-sama kami, kini pun semakin punah. Seringkali Orang Utan yang kehilangan rumahnya karena perkebunan kelapa sawit, diburu bahkan dibunuh buruh-buruh perkebunan karena dianggap merusak lahan perkebunan. Padahal, mereka hanya merasa itu adalah rumah mereka. Kasihan sahabatku Orang Utan, kehilangan rumah dan menjadi musuh di rumahnya sendiri.

Pepohonan tinggi besar dan tumbuh lebat di hutanku, kini sudah gundul, dan tanah tak lagi hijau seperti dulu. Hanya banyak pohon-pohon kelapa sawit terbentang seluas lahan hutanku. Aku dan keluargaku tak lagi bisa dimanja alam. Kami kehilangan pohon-pohon besar yang tinggi dan hamparan kekayaan alam lainnya. Sungai-sungai kami pun kini tak lagi sejernih dulu. Air merkuri bercampur dengan air sungai dan ikan-ikan tak lagi sebanyak dulu. Sampah-sampah bahan kimia turut mengalir seiring arus air.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar