WELCOME TO MY BLOG

Welcome to my Blog。◕‿‿◕。!!
Thank you for visiting.
Please leave some comments in every page you read.
Also, please noted that this is originally my works and I have rights of these all. So for re-post or re-use, confirm 1st to me.
Thank you & GOD BLESS US ^^

Kamis, Agustus 20, 2009

Surat untuk sahabat-sahabat perempuanku ^^v (laki-laki jg boleh baca kok :P)

UNTUK PEREMPUAN INDONESIA : SUDAH PANTASKAH AKU MEMPERLAKUKAN DIRIKU SENDIRI?

Ada pesan menarik di inbox jean yang baru sempat jean baca. Pesan itu dikirimkan dari grup “Komunitas Huma Itah”, sebuah komunitas yang secara fisik bertempat di Palangkaraya, Kalimantan Tengah, tp anggota grup-nya juga bisa anak-anak dari luar Palangkaraya.

Walau secara administrasi kependudukan jean orang Bali, karena KTP sudah berganti menjadi KTP Bali, tp jean tetap juga orang Palangkaraya karena jean lahir dan tumbuh hingga remaja di kota ini.

Ada satu hal yang menarik yang sering kali juga jean rasakan apabila melihat kondisi remaja saat ini, khususnya remaja Indonesia. Kita terlalu “leluasa” dan “bebas” sampai sebebas-bebasnya memasuki “modernisasi” sehingga budaya modern (jean lebih suka menyebutnya budaya modern dibandingkan budaya barat, karena banyak orang barat yang juga punya budaya yang sama “tabu”-nya seperti orang Timur).

Kenapa jean bisa bilang kita terlalu “leluasa” dan “bebas”, karena kita sudah “lupa” akan status dan pengontrolan diri terhadap arus-arus kemajuan jaman. Jaman semakin maju bukan? Tidak pernah bisa jaman semakin mundur, kecuali dalam moment tertentu yang kita “setting” agar menceritakan masa lalu, tapi umumnya jaman selalu maju. Semakin canggih, semakin flexible, semakin modern. Tapi, yang sering kita “lupa” atau pura-pura lupa, tentang “harga diri”, tentang “martabat”, tentang “kedudukan” tentang “membawa diri sendiri”.

Nggak mau ribet membahas hal-hal lainnya, karena bisa jadi kompleks. Cukup jean mau mengkritik masalah pergaulan remaja. Termasuk mengkritisi pergaulan jean pribadi. SAYA JUGA INTROSPEKSI DIRI. Apakah saya termasuk golongan “remaja yang bodoh dan bebal” atau “remaja yang arif dan pandai” ?

Kembali ke pesan (inbox) yang jean katakan di awal tadi, pesan tersebut dikirim oleh bang Edy Bika, pemilik sekaligus penggagas Komunitas Huma Itah. Dalam pesan tersebut dituliskan pengalaman seorang anak asuhnya yang bernama Rina (ada cerita tentang Rina yang jean tulis jg).

Tulisan yang dikirimkan tersebut demikian :

“Namaku Rina Puspita. Di desaku aku biasa dipanggil Upep. Aku seorang gadis yang berasal dari Desa Tura, sebuah desa di Kecamatan Pulau Malan Kabupten Katingan, di Kalimantan Tengah. Aku adalah seorang anak yang ingin meraih cita-citaku, dengan kumudian aku melanjutkan pendidikan di kota Palangkaraya. Sudah 1 bulan 16 hari aku meninggalkan desaku untuk menuntut ilmu. Banyak pengalaman yang aku dapatkan di lingkungan baru, mulai dari aku bisa mengenal komputer sampai bisa mengoperasikannya. Aku juga sering ikut diskusi yang diselenggarakan oleh Komunitas Huma Itah. Betapa senangnya aku sekarang karena bisa mengenal banyak orang dan aku bisa banyak belajar dari pengalaman ini. Tapi ada hal yang memprihatinkan di kota Palangkaraya, selama pengamatan yang aku alami. Dua minggu yang lalu, ketika aku bersama orang tua angkatku dan anaknya berjalan-jalan ke Sungai Kahayan, di situ terdapat banyak orang. Memang kawasan Sungai Kahayan sering dikunjungi orang-orang untuk meluangkan waktu luangnya. Karena terdapat juga tempat makan tepat di bawah jembatan sungai Kahayan ini, sehingga kita bisa menikmati pemandangan sungai dan aktivitas masyarakat lokal yang bermukim di sekitarnya. Pada saat itu aku melihat pemandangan yang sangat memalukan –bagiku-. Berasal dari sepasang remaja yang sedang berpacaran sambil berendam di dalam air sungai di bagian yang cukup dangkal. Sepasang remaja ini berciuman di air. Bagiku itu bukanlah hubungan yang layak dan pantas bagi orang yang sedang berpacaran melainkan hubungan yang pantas untuk istri-suami. Lalu aku berpikir : Kenapa sih seorang wanita slalu mau direndahkan martabatnya untuk menyenangkan pacarnya sendiri? Apa mungkin karena dia terlalu sayang sama pacarnya? Bagiku kalaupun laki-laki itu benar-benar mencintainya, laki-laki itu tidak akan pernah mau merusak ataupun menyakiti pacarnya. Bagiku apabila ia berbuat seperti itu, itu bukanlah cinta sejati melainkan cinta sesaat yang hanya ingin memuaskan diri untuk hawa nafsunya. Kepuasan sesaat yang berpotensi untuk ditinggalkan pacarnya apabila dia merasa si perempuan sudah tak ada gunanya lagi bagi dirinya. Dan aku merasa itu bukanlah hal yang pantas dilakukan oleh para remaja di jaman sekarang karena hanya akan merugikan diri sendiri.”

(Sebagian isi tulisan diperbaiki menurut “style” jean tanpa mengurangi isi tulisan)

Saat jean membaca tulisan ini, benar sekali. Ini salah satu yang jean sering “kritisi” dari teman-teman sesama remaja dan pemuda.

Berkaitan dengan BODOH & BEBAL :
Orang BODOH adalah bukan orang yang tidak mengerti atau tidak tahu sesuatu hal tersebut, tapi orang yang TIDAK MAU TAU. Orang BODOH adalah orang memiliki otak dan kemampuan tapi TIDAK MAU MENGGUNAKANNYA SEPANTASNYA. Buktinya, sudah tahu kalau hubungan pacaran adalah “pengenalan tahap awal” yang wajar, bukan menyerupai hubungan suami istri yang sudah disahkan secara agama dan hukum. Kita semua pasti TAHU tentang “hukum alam” yang demikian. Tapi, remaja berpacaran tidak sedikit yang berani melakukan hubungan suami istri. Tanpa pernah memikirkan konsekuensi di kemudian hari. INI ADALAH ORANG BODOH.
Orang BEBAL adalah orang yang TAHU, MENGERTI dan PAHAM tentang hal yang baik dan benar, tapi TIDAK MAU MELAKUKANNYA, justru melakukan hal sebaliknya, yaitu hal buruk/jelek. Buktinya, sudah tahu kita punya etika, martabat, norma sosial dan aturan berperilaku, terlebih terhadap lawan jenis yang BUKAN SUAMI/ISTRI SAH kita. Itu diajarkan semua agama bahkan di sekolah pun di ajarkan. Di keluarga pun harusnya diajarkan. Tapi faktanya, tidak sedikit anak muda yang terlibat pergaulan bebas, aktivitas seks bebas dan tidak sehat. INILAH ORANG BEBAL.

Jadi, kalaupun kamu pintar di akademik, pintar melakukan apapun saja, gelar pendidikanmu sampai berderet, penghargan yang kamu dapat banyak, piala yang kamu dapat banyak, talentamu luar biasa, tp kalau tetap tidak mau mengerti dan melakukan yang baik dan benar, apalagi merugikan dirimu dan orang lain, kamu termasuk orang BODOH & BEBAL!

Miris rasanya melihat anak-anak muda yang “salah pilih” dan merugikan dirinya sendiri. Padahal anak-anak muda adalah generasi pemimpin masa depan. Kalau ia sendiri tidak melakukan yang baik untuk dirinya, bagaimana bisa ia melakukan yang baik untuk orang lain? Kalau ia sendiri tidak melakukan yang baik dan benar, bagaimana bisa generasi selanjutnya akan baik, karena contohnya saja meneladankan yang tidak baik.

Ada seorang teman baik yang biasa jean panggil kak Mimi. Dalam status Facebook-nya beberapa hari yang lalu, secara garis besar dia menulis demikan :
“Jika sebuah hubungan (pacaran) tidak membawa kebaikan, mlainkan malah menjerumuskan kita ke dalam hal-hal yang negatif, lebih baik akhiri saja..(dedicated utk semua sahabat-sahabat wanitaku)...“
Faktanya, perempuan sering kali “salah” dalam mengambil sikap. Memang rasa sayang siapa yang bisa melarang sih. Tapi harus disertai dengan logika. Kalau merugikan diri sendiri, sampai membuang “harga diri” yang sudah Tuhan kasih, lebih baik berhenti! Demikian juga dengan laki-laki yang harusnya juga “menghargai” perempuan sebagaimana layaknya perempuan dihargai.

Lalu kalau sudah terlanjur berbuat salah seperti demikian bagaimana? Ya berhenti! Biarkan yang lalu, perbaiki untuk saat ini dan kedepannya. Jadilah remaja dan pemuda yang “PANDAI & ARIF” sehingga kamu layak disebut Remaja dan Pemuda Indonesia yang BAIK & SEHAT :)

PS :
Utk perempuan Indonesia : Kamu layak melakukan dan mendapatkan yang terbaik. Kamu layak mendapatkan pria baik-baik yang memperlakukanmu selayaknya dirimu juga menjaga kehormatanmu. Jadi, hargai dirimu sendiri sebagaimana Tuhan menganggapmu berharga!

Utk laki-laki Indonesia : Kamu berharga dimata Tuhan karena Ia memberikanmu kedudukan sebagai “asal” dari perempuan. Karena itu, hargailah perempuan sebagaimana kamu menghargai dirimu, juga jagalah kehormatannya, sebagaimana kamu menjaga kehormatanmu sendiri. Kamu layak mendapat perempuan yang berharga, yang mampu menjaga “harga dirinya” dengan baik :)

Semoga para remaja dan pemuda Indonesia bisa “merdeka” dari “penjajahan hawa nafsu yang merusak dirinya sendiri”.

Salam hangat untukmu sahabat-sahabatku :)

Kamis, Agustus 13, 2009

Bank Dunia melanggar standarnya sendiri dalam membangun sektor kelapa sawit di Indonesia

Dear all readers,
sebenarnya ini message yang dikirimkan seorang teman dari group Ikatan Pelajar Borneo. Tapi sengaja jean posting ulang (repost) di note jean, karena g semua kan bergabung di group tersebut sementara informasi fakta ini menarik utk kita tau.

thanks utk sdr Yohansen atas pesan2nya :)

*************************

Bank Dunia melanggar standarnya sendiri dalam membangun sektor kelapa sawit di Indonesia
(Norman Jiwan)

INFORMASI PRESS UNTUK DISIARKAN SEGERA

10 Agustus 2009

Cabang sektor swasta Bank Dunia – International Finance Corporation (IFC) – telah membiarkan kepentingan komersial menggantikan standar sosial dan lingkungan Bank Dunia dalam memberikan pinjaman kepada sektor kelapa sawit di Indonesia, sebuah audit internal mengungkapkan.

Kelapa sawit telah sama dengan pembabatan hutan dan lahan gambut dimana-mana, emisi CO2 besar-besaran dan pencurian tanah-tanah masyarakat adat.

Walaupun IFC tahu semua resiko tersebut, karena proyek-proyeknya yang terdahulu dan peringatan-peringat an dari organisasi-organisa si non pemerintah, IFC tetap meneruskan pinjamanan kepada Wilmar palm oil trading group, melanggar standar-standarnya sendiri, menurut laporan audit tersebut. IFC gagal menilai rantai pemasok (supply chains) atau melihat dampak merusak perkebunan-perkebun an anak perusahaan tersebut yang mengambil-alih tanah-tanah dan hutan di Kalimantan dan Sumatra.

Temuan-temuan tersebut memiliki beberapa implikasi bagi IFC: tidak hanya harus menerapkan standar-standarnya sendiri lebih berhati-hati tetapi IFC juga harus memeriksa kekawatiran soal darimana perusahaan-perusaha an yang IFC danai mendatangkan bahan-bahan baku mereka. Minyak sawit merupakan salah satu contoh komoditas yang diproduksi bertentangan dengan kaidah-kaidah.

Temuan-temuan ini bersumber dari laporan audit yang sangat penting dikeluarkan oleh Compliance Advisory Ombudsman dari IFC yang memeriksa satu laporan lengkap yang disampaikan oleh Forest Peoples Programme dan koalisi 19 organisasi masyarakat sipil Indonesia, termasuk Sawit Watch dan Gemawan.

Norman Jiwan dari NGO pemantau Indonesia, Sawit Watch, mencatat:

Ketika kami menyampaikan laporan kami mencatat bahwa anak-anak perusahaan Wilmar menggunakan api secara ilegal untuk membersihkan hutan primer dan kawasan bernilai konservasi tinggi dan merampas tanah-tanah masyarakat adat tanpa keputusan bebas, dididahulukan dan diinformasikan dari mereka, memicu konflik-konflik yang gawat. Laporan ini menunjukan bahwa IFC menggantikan standar-standarnya sendiri dan mengabaikan peringatan-peringat an kami terdahulu.

Dalam menanggapi laporan tersebut Lely Khairnur dari Gemawan mengatakan:

Pembangunan berarti mengutamakan kebutuhan dan hak-hak masyarakat lokal. Standar-standar IFC menwajibkan ini. Tetapi mereka mengedepankan kepentingan bisnis dan membiarkan tanah-tanah rakyat dirampas demi minyak sawit yang murah dalam pasar internasional. Masyarakat dan hutan milik mereka dirusak dengan semena-mena, dan akhirnya seluruh planet bumi menderita.

Marcus Colchester Direktur Forest Peoples Programme menambahkan:

Kami puas bahwa laporan audit ini membuktikan secara lengkap bahwa semua keprihatinan utama kami, juga tanggapan dari Manajemen IFC terhadap audit tersebut menyarankan mereka sekarang akan mencoba melakukan segala sesuatu dengan berbeda. Tetapi kami masih agak kecewa. Kami harus menunggu lebih dari lima tahun baru IFC menangani persoalan tersebut dengan sungguh-sungguh. Dengan mempertimbangkan pentingnya menghentikan kehancuran hutan dan pelanggaran hak asasi manusia, kami mendesak Presiden IFC untuk mengambil langkah-langkah pro-aktif untuk memastikan bahwa ini tidak akan pernah terjadi lagi.

Hubungi:

Marcus Colchester, Forest Peoples Programme: + 44 1608 652893

Norman Jiwan, Sawit Watch: + 62 251 352171

Lely Khainur, Gemawan: + 62 8134 522 5232


****
Informasi lebih lanjut:

Laporan asli dan koresponden tindak-lanjut dengan IFC dan CAO lihat:

http://www.forestpe oples.org/ documents/ ifi_igo/ifc_ wilmar_fpp_ let_jul07_ eng.pdf

http://www.forestpe oples.org/ documents/ prv_sector/ bases/oil_ palm.shtml

Laporan audit CAO lihat:

http://www.cao- ombudsman. org/uploads/ case_documents/ Combined% 20Document% 201_2_3_4_ 5_6_7.pdf


============ ========= ========= ========= ========= =========
Forest Peoples Programme,

1c Fosseway Business Centre, Stratford Road, Moreton-in-Marsh GL56 9NQ, UK

tel: +44 (0)1608 652893 fax: +44 (0)1608 652878 info@forestpeoples. org www.forestpeoples. org

The Forest Peoples Programme is a company limited by guarantee (England & Wales) Reg. No. 3868836, registered address as above.

UK-registered Charity No. 1082158. It is also registered as a non-profit Stichting in the Netherlands.



Sawit Watch

Jl. Sempur Kaler No. 28
Bogor 16129
Phone: +62-251-8352171
Fax: +62-251-835204
Email: info@sawitwatch. or.id

****

Lembaga Gemawan

Jl. Batas Pandang Kompleks Kelapa Hijau No. 18

Pontianak, Kalimantan Barat

Phone: +62561 586891

Fax: +62561 586891

****

When My Mum said.... Thanks God!

Kemarin hari yang benar-benar luar biasa. seolah-olah aku mendapat pengakuan dari kedua orang tua bahwa aku sudah dianggap cukup dewasa untuk memutuskan kehidupanku sendiri, walau belum sepenuhnya 100%.

Pagi itu, ada sebuah kabar masuk terkait dengan tagihan dan keberlanjutan penggunaan beberapa fasilitas, termasuk studi dan segala yang berhubungan dengan kehidupanku dan adikku di Denpasar. Dari beberapa waktu lalu, saat menghitung semua, belum termasuk biaya studiku dan terlebih studi adikku, waduh mencapai nol yang tidak sedikit. jutaan bahkan puluhan juta.

Uangnya tentu masih disediakan ayahku, karena beliau yang bekerja di keluarga kami. Akhirnya aku memutuskan berkonsultasi dengan mamah (yang memang selalu aku lakukan dengan kedua orang tuaku, konsultasi, diskusi). Sengaja tak kuganggu papah yang sedang berkutat dengan follow up studinya dari sebuah unieversitas bagus di singapura. aku mengerti benar keinginan beliau yang besar untuk bisa studi lagi. jadi, setelah dikirim ke singapura untuk studi singkat dan masih diawasi perkembangannya di indonesia, aku harus mengurangi intensitas "gangguan"ku. Termasuk mengingatkan untuk pembayaran tagihan-tagihanku dan adikku lewat mamah.

Bersyukur punya ibu sekaligus istri yang sepadan untuk papahku ini. Benar-benar ibu yang "super mom" bagi aku dan adik laki-lakiku. Pergertiannya yang luar biasa saat itu.

"Mamah sudah bicara sama Papah. Kata Papah, terserah kamu."

Berhubung yang harus segera dikeluarkan bukan yang yang sedikit. belum lagi kontrak rumah yang mencapai puluhan juta. belum lagi biaya sekolah adikku yang akan melanjutkan di univ swasta yang cukup mahal setelah ia menyelesaikan studinya di kampusnya yang sekarang. Aku terus mengutarakan pendapatku dengan mama, pilihan-pilihan, plan A dan plan B, pertimbangan untuk tiap pilihan dan konsekuensinya. Aku tau betul mencari uang sekarang bukan perkara gampang segampang aku meminta. Belum lagi aku harus juga memikirkan banyak hal keperluan lainnya, termasuk kesehatan papaku yang menurutku terlalu "workaholic".

"Papa sama Mama percayakan sama kamu. Kamu yang putuskan gimana yang terbaik. A boleh, B juga boleh, yang mana yang baiknya menurut kamu dan buat kamu."

Benar-benar luar biasa Mamahku. Mendengar kata-kata ini aku sampai menangis, walau sebisa mungkin supaya mama g tau aku menangis. Seperti sebuah pengakuan kalau anak gadisnya yang kecil ini sudah beranjak dewasa. Kalau anak gadisnya ini bisa memutuskan hal baik untuk dirinya sendiri dan juga keluarga. Kalau anak gadisnya ini sudah jadi perempuan yang bisa diandalkan.

Terakhir aku bicara hal serupa sebulan yang lalu dengan Papa, ujung-ujungnya aku malah "bertengkar hebat" karena perbedaan pendapat yang tidak bisa dimengerti Papaku. *maklum kolerik ketemu kolerik*. Ketakutan juga yang sempat aku rasa saat kembali bertukar pikiran dengan Mama. Takut bakalan "marahan" seperti aku dan papa bulan lalu. Tapi Tuhan luar biasa, mama benar-benar pengertian. Tumben sekali aku bisa satu pikiran dengan mama, karena biasanya aku "anak papa" dan adikku yang cenderung "anak mama". walau kami semua sama dekatnya satu sama lain.

Terima kasih Tuhan untuk Mama yang luar biasa. Terima kasih saat mama mengatakan semuanya, membuat aku sadar, akhirnya kedua orang tua-ku mengakui aku sudah bisa dianggap sedewasa usiaku. Bahwa selama ini semua usahaku dan tanggung jawab yang aku lakukan sudah aku kerjakan dengan baik sehingga aku masih dapat dipercaya.

Dianggap dan diakui dewasa di keluarga terlebih oleh kedua orang tua cukup sulit. Tak jarang mereka menganggap dan mengatakan, "Kamu masih kecil,belum tau apa-apa" tanpa bermaksud mengecilkan hatiku dan meragukan aku. Tapi setidaknya, saat usiaku 21 tahun ini, memasukinya aku benar-benar takut. Tanggung jawab dengan orang tua semakin besar. Aku benar-benar harus berusaha dan berdiri dengan kakiku, walau masih memegang tangan orang tuaku. Setidaknya aku sudah DIPERCAYAI dengan semua yang aku punya.

Terima kasih Tuhan untuk Papa dan Mamaku :)
Mereka orang tua yang luar biasa dan terbaik untukku.
Terima kasih juga Tuhan menyertai kami sekeluarga dan mendidik kami dengan setiap kondisi yang sudah ada, suka maupun dukanya. Karena dari semua itu, kami belajar bagaimana arti keluarga di dalam Tuhan :)

Belajar Antri

Tadi sebelum pergi ke hotspot center sempat mampir sebentar di toko alat tulis yang nggak terlalu jauh dari rumah dan lokasi hotpot/wifi center.

Membeli plastik roll mika untuk sampul buku-buku di rumah, kemudian pergi ke kasir untuk bayar. Kebetulan saat itu toko penuh sesak dan bahkan antrian di kasir pun panjang. Tapi, berpikir kalau mau bayar ya di kasir, kasir sedang antri, ya harus ikut antri biar bisa bayar. Toh kalau antri, walau panjang dan membosankan, pasti akan bisa mendapatkan giliran juga kan.

Dengan tampang santai, menunggu giliran membayar. Sedikit kesal karena banyak ibu-ibu sampai anak kecil main serobot giliran bayar. Mbak di kasir pun terlihat agak jengkel dengan sikap mereka, tapi karena melayani pembeli senyum tetap mengembang pastinya. Kemudian dari tempat jean berdiri yang paling belakang, jean lantas maju ke sisi lain yang membuat jean paling depan. Hal itu sengaja jean lakukan karena yang lain tidak antri pada tempat seharusnya dan berkerumun di sisi kasir yang lainnya.

Sengaja, agar yang lain merasa, bagaimana rasanya kalau antriannya di serobot. Si bapak yang berdiri di depan jean pun kaget tapi berujar pada ibu-ibu dan mbak-mbak yang lain, "Bu harap antri di belakang, saya dari tadi juga antri di sini." Tapi malang, diacuhkan saja oleh pembeli yang lainnya.

Kemudian pembeli yang lain yang sedang menunggu untuk membayar termasuk si bapak melihat jean dengan kaget, karena diam-diam maju. jean tetap pasang tampang sok cool alias cuek bebek padahal dalam hati geli. saat tiba giliran jean membayar karena jean maju alias nyerobot, jean langsung bilang pada petugas di kasir untuk melayani pembeli lain sebelum jean, karena mereka duluan mengantri dari jean. Tapi tidak lantas jean pindah tempat berdiri. Jean tetap berdiri paling depan, tapi sengaja menyuruh kasir untuk melayani pembeli yang duluan antri dari jean.

Pembeli lain yang tampangnya kesal karena jean serobot, malah akhirnya kaget dan "sedikit malu". mungkin karena mengira jean tidak mau antri. padahal sengaja begitu agar yang lain belajar, bahwa antri itu penting. Walau sebenarnya keterlaluan juga sih kelakuan jean tadi. Tapi untuk kebaikan dan menyadarkan orang lain, dan belajar juga untuk diri sendiri bisa antri, nggak apa-apa sekali-kali bandel, hehehe.

Sampai giliran pada bapak yang di depan jean, si kasir mengambil belanjaan jean untuk dihitung. Tapi jean kembali menarik belanjaan jean dan bilang, "Mba,biar bapaknya aja duluan." sambil tersenyum dengan mba kasir. Kemudian mba kasir menghitung belanjaan si Bapak tadi. Selesai, kemudian tiba giliran jean. Si bapak sambil berjalan keluar mengucapkan satu kalimat yang membuat jean bersyukur dalam hati.

"terima kasih mba! Mari..." ujarnya sambil membuka pintu toko yang terbuat dari kaca. Jean tersenyum ke pada si Bapak dan anak-anaknya sambil membalas, "Ya pak, sama-sama. Silahkan!"

Si mba kasir juga ikut senyum lantas berkata, "Terima kasih mba. Kadang saya sungkan untuk bilang sama pembeli biar antri yang baik. Semua mau duluan, suka serobot, saya bingung melayaninya. Kadang jadi sebel juga."

"Sabar mba. Namanya manusia, mau duluan, tergesa-gesa, semua mau jadi yang paling diutamakan. Terlebih antri itu membosankan. Saya juga belajar untuk antri." Ujarku sambil senyum dan dibalas dengan senyum.

"lain kali, nggak usah sungkan mba untuk bilang sama pembeli biar antri yang baik. nggak selamanya pembeli itu raja. Pembeli dan Penjual sama-sama raja kok, melayani dan dilayani harus seimbang." Ujarku sambil tersenyum lagi dan mengambil belanjaanku.

"terima kasih mba." ujarku sambil pamit dan keluar ke parkiran motor lalu pergi.


ANTRI memang membosankan, jean akui. Tapi itu baik. Toh pada akhirnya kita pasti berada pada giliran kita. Jadi kenapa tidak antri dengan baik dari pada main serobot yang akhirnya membuat orang lain tidak merasa damai??

Selamat belajar mengantri dengan baik :)