WELCOME TO MY BLOG

Welcome to my Blog。◕‿‿◕。!!
Thank you for visiting.
Please leave some comments in every page you read.
Also, please noted that this is originally my works and I have rights of these all. So for re-post or re-use, confirm 1st to me.
Thank you & GOD BLESS US ^^

Selasa, Agustus 05, 2008

Homoseksual

Kalau pada tahun 1980-an, perilaku homoseksual masih merupakan hal memalukan dan dikategorikan sebagai perilaku penyimpangan seksual. Tapi semenjak tahun 2000-an, homoseksual telah digolongkan kedalam gaya hidup (lifestyle). Jadi, hal ini sekarang tergantung pada masing-masing kita bagaimana kita menyikapinya. Pro atau Kontra.

Berdasarkan hasil sebuah riset ilmiah disimpulkan bahwa setiap individu mempunyai potensi menjadi seorang homoseksual. Namun tingkatannya berbeda satu dengan yang lainnya. Apabila kecenderungan yang kita miliki sangat kecil, kita terkadang tidak merasakan potensi ini dan tidak terjadi apa-apa alias dapat dikatakan normal dan tertarik pada lawan jenis ketimbang sesama jenis. Tetapi apabila kecenderungan yang kita miliki berlanjut seperti mengagumi, tertarik, kemudian terangsang terhadap sesama jenis, maka kita dapat dikatakan sebagai homoseksual.

Apa itu HOMOSEKSUAL?

Homoseksual merupakan perilaku sesama jenis yang hadir dari gangguan orientasi seksual seseorang. Perilaku seksual ini biasanya dikategorikan antara gay (sesama lelaki) atau lesbi (sesama wanita). Berdasarkan pada pedoman dan penggolongan diagnosa gangguan jiwa (PPDGJ), perilaku homoseksual merupakan gangguan kejiwaan yang muncul berdasar faktor genetik.

Menurut dokter spesialis andrologi dan konsultan seksual dari Rumah Sakit Pusat Pertamina, Dr Anita Gunawan SpAnd, suka akan sesama jenis bukan suatu penyakit melainkan suatu kelainan yang terjadi pada kepribadian seseorang. Si penderita tidak merasakan kalau itu adalah suatu penyakit. Dia merasa baik-baik saja dengan keadaan yang seperti itu.

Dimana terdapat HOMOSEKSUAL?

Menurut pengamat sosial dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Sigit Pranawa, homoseksual sudah terjadi di semua lapisan masyarakat. Sepanjang sejarah dan di belahan dunia mana pun selalu ada pria yang mencintai pria atau wanita yang mencintai wanita.

Kehadiran gay di beberapa negara tertentu sudah bisa diterima, mereka bebas melakukan aktivitas apa pun termasuk cinta dan seks, bahkan menikah. Sebut saja California, Amerika Serikat, atau di negeri kincir angin, Belanda. Di Indonesia, keberadaan kaum homoseksual sudah mulai ditoleransi dan dibiarkan ada oleh masyarakat, meskipun mereka tidak bebas melakukan aktivitas cinta seperti manusia “normal” lainnya yang mencintai lawan jenisnya.

Kenapa bisa menjadi seorang HOMOSEKSUAL?

Sampai saat ini penyebab suka terhadap sesama jenis belum diketahui secara pasti. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa perilaku suka terhadap sesama jenis terjadi karena kelainan pada otak si penderita, yaitu adanya sesuatu yang tidak sama dengan manusia normal lainnya.

Dilihat dari jenisnya, penyebab homoseksual dapat dibagi dalam beberapa kategori.

1. Biogenik, yaitu homoseksual yang disebabkan oleh kelainan di otak atau kelainan genetik. Kelainan jenis ini yang paling sulit disembuhkan, karena sudah melekat dengan eksistensi hidupnya. Mereka sejak lahir sudah membawa kecenderungan untuk menyukai orang lain yang sejenis, sehingga benar-benar ini di luar kontrol dan keinginan sadar mereka.

2. Psikogenetik, yaitu homoseksual yang disebabkan oleh kesalahan dalam pola asuh atau pengalaman dalam hidupnya yang mempengaruhi orientasi seksualnya di kemudian hari. Kesalahan pola asuh yang dimaksud adalah ketidaktegasan dalam mengorientasikan sejak dini kecenderungan perilaku berdasarkan jenis kelamin.

3. Sosiogenetik, yaitu orientasi seksual yang dipengaruhi oleh faktor sosial-budaya. Kaum Nabi Luth yang homo adalah contoh dalam sejarah umat manusia tentang bagaimana faktor sosial-budaya homosexual oriented mempengaruhi orang yang ada dalam lingkungan tersebut untuk berperilaku yang sama.

Dilihat dari kajian ilmiah, penyebab homoseksual adalah:

1. Susunan Kromosom. Perbedaan homoseksual dan heteroseksual dapat dilihat dari susunan kromosomnya yang berbeda. Seorang wanita akan mendapatkan satu kromosom x dari ibu dan satu kromosom x dari ayah. Sedangkan pada pria mendapatkan satu kromosom x dari ibu dan satu kromosom y dari ayah. Kromosom y adalah penentu seks pria. Jika terdapat kromosom y, sebanyak apapun kromosom x, dia tetap berkelamin pria. Seperti yang terjadi pada pria penderita sindrom Klinefelter yang memiliki tiga kromosom seks yaitu xxy. Dan hal ini dapat terjadi pada 1 diantara 700 kelahiran bayi. Misalnya pada pria yang mempunyai kromosom 48xxy. Orang tersebut tetap berjenis kelamin pria, namun pada pria tersebut mengalami kelainan pada alat kelaminnya.

2. Ketidakseimbangan hormon. Seorang pria memiliki hormon testoteron, tetapi juga mempunyai hormon yang dimiliki oleh wanita yaitu estrogen dan progesteron. Namun kadar hormon wanita ini sangat sedikit. Tetapi bila seorang pria mempunyai kadar hormon esterogen dan progesteron yang cukup tinggi pada tubuhnya, maka hal inilah yang menyebabkan perkembangan seksual seorang pria mendekati karakteristik wanita.

3. Struktur Otak. Struktur otak pada straight females dan straight males serta gay females dan gay males terdapat perbedaan. Otak bagian kiri dan kanan dari straight males sangat jelas terpisah dengan membran yang cukup tebal dan tegas. Straight females, otak antara bagian kiri dan kanan tidak begitu tegas dan tebal. Dan pada gay males, struktur otaknya sama dengan straight females, serta pada gay females struktur otaknya sama dengan straight males, dan gay females ini biasa disebut lesbian.

4. Kelainan susunan syaraf. Berdasarkan hasil penelitian terakhir, diketahui bahwa kelainan susunan syaraf otak dapat mempengaruhi prilaku seks heteroseksual maupun homoseksual. Kelainan susunan syaraf otak ini disebabkan oleh radang atau patah tulang dasar tengkorak.

Menurut psikolog Bondan Seno Prasetyadi, dalam lima tahun terakhir, homoseksual lebih disebabkan pada faktor lingkungan yang mendorong seseorang untuk berperilaku homoseksual. Mulai dari karier atau pekerjaan, komunitas yang diikuti, hingga kejadian-kejadian traumatik.

Bagaimana perkembangan HOMOSEKSUAL?

Suatu survei di Amerika Serikat pada saat dilangsungkan pemilu tahun 2004, diketahui bahwa 4% dari seluruh pemilih pria menyatakan bahwa dirinya adalah seorang gay. Di Kanada, berdasarkan statistik Kanada menyatakan bahwa diantara warga Kanada yang berumur 18 sampai 59 tahun, terdapat 1% homoseksual dan 0.7% biseksual.

Di Indonesia, menurut hasil penelitian dan penelusuran Yayasan Priangan Jawa Barat, pada 2003 yang lalu, kasus homoseksual di kalangan pelajar di Bandung tergolong tinggi. 21% siswa SLTP dan 35% siswa SMU disinyalir melakukan perbuatan homoseksual. Data statistic juga menyatakan bahwa 8 sampai 10 juta populasi pria Indonesia pada suatu waktu pernah terlibat pengalaman homoseksual.

Di kota-kota besar di Indonesia seperti Denpasar, Jakarta, Jogja, dan kota2 besar lainnya, kaum homoseksual sudah terang-terangan memunculkan identitasnya dan melakukan kegiatan rutin di berbagai bar dan diskotik. Bahkan ada pemilihan ratu waria nasional sampai internasional. Lihat saja beberapa Bar dan diskotik di daerah Kuta-Legian-Seminyak, kalau pagi hari memang sepi dan hanya pengunjung biasa, tapi kalau malam hari sudah berubah jadi pusat kehidupan para kaum gay memadu kasih.

Adakah Organisasi kaum HOMOSEKSUAL?

Organisasi bagi kaum Homoseksual sudah banyak di dunia, bahkan di Indonesia juga ada, seperti Diawali Lamda Indonesia pada tahun 1982. Organisasi kaum gay ini berkembang sampai sekarang seperti Ikatan Persaudaraan Orang-orang Sehati (Jakarta), Gaya Dewata (Bali), Komunitas Pelangi (Yogya), Gaya Priangan (Bandung), atau Gaya Nusantara (Surabaya). Kaum lesbian pun banyak yang juga bergabung di Koalisi Perempuan Indonesia (KPI), Swara Srikandi, Jaringan Kerja Warna-Warni, sampai Persatuan Lesbian Indonesia.

HOMOSEKSUAL, benar atau salah?

Apabila pertanyaan Jeadist ini ditanyakan pada kaum gay atau orang yang notabene-nya adalah homo maupu lesbi, maka jawabannya pasti BENAR dan TIDAK ADA YANG SALAH.

Tapi apabila kita tinjau dari segi sosial dan budaya, SALAH. Karena hal tersebut melanggar nilai-nilai dan bahkan norma-norma yang berlaku pada masyarakat.

Dari segi agama, tentu sudah pasti SALAH BESAR. Coba deh cek di semua agama, setahu Jeadist, baik Kristen (Protestan, Katolik, Advent, Pantekosta), Muslim, Hindu, Budha, dan agama-agama lokal, pasti SALAH, karena TUHAN menciptakan perempuan untuk laki-laki, bukan laki-laki untuk laki-laki.

Apakah HOMOSEKSUAL bisa sembuh?

BISA. Contoh saja artis Jupiter dan beberapa desainer Indonesia yang mengaku bekas gay. Tapi bukan hal yang gampang dan perlu kemauan yang keras serta perjuangan. Caranya? Kesadaran dari pribadi masing-masing penderita adalah salah satu cara agar bisa kembali dalam keadaan seperti manusia normal lainnya (tidak suka dengan sesama jenis).

Sebagaimana manusia lainnya, para homoseksual ini memiliki rasa yang sama dengan manusia normal lainnya. Rasa cemburu pun dimiliki oleh kaum ini, bahkan rasa cemburu yang berlebihan bisa timbul jika mengetahui kekasihnya berselingkuh dengan orang lain. Dan karena rasa cemburu yang dimilikinya terlalu besar, ada yang sampai tega membunuh pasangannya dan kejadian ini biasa dialami oleh seorang gay. Dan satu yang perlu diingat menjadi homoseksual adalah suatu PILIHAN bukanlah suatu TAKDIR. Kecenderungan besar manusia untuk kembali ke kehidupan normal adalah kekuatan terpenting untuk sembuh dan keluar dari jurang tersebut. Intinya adalah PILIHAN. MEMILIH UNTUK MENJADI HOMOSEKSUAL ATAU ORANG NORMAL SEPERTI ORANG2 LAINNYA. Nothing is imposible, right?!

Dalam menentukan pilihan, faktor lingkungan sangat memengaruhinya. Tidak pernah dinyatakan bahwa ada terapi atau pengobatan yang efektif untuk mengubah orientasi seksual seseorang dari homoseksual menjadi heteroseksual. Bila pun ada, lebih didorong kesadaran dalam diri bahwa dia tidak sesuai dengan norma atau tuntutan masyarakat. Kesenjangan antara penderita dan tuntutan lingkungan membuatnya ingin berubah.

Perubahan dari homoseksual menjadi heteroseksual kembali disebut reorientasi seksual (karena berbalik kembali ke orientasi seksual yang sesuai kodratnya). Reorientasi seksual dipilih homoseksual (baik gay atau lesbi) ketika mereka menyadari bahwa orientasi yang mereka pilih (sebenarnya) tidak diinginkan oleh mereka. Selama para gay atau lesbi menjadi dirinya di keseharian, mereka yang masih belum mantap memilih salah satu identitas gender yang benar-benar dia pilih, bisa diartikan sebagai transgender. Transgender adalah suatu istilah payung pada orang yang mempunyai citra diri dan identitas gender yang berbeda dengan gender anatomis atau biologisnya.

Batasan usia kematangan seksual seseorang saat ini sangat kabur untuk disebutkan dalam satu angka usia kronologis. Pada dua dekade lalu, kita masih bisa menganggap seseorang telah dewasa ketika sudah akil baliq yaitu usia 13 tahun atau 14 tahun. Namun, pada masa sekarang, kematangan seksual sangat mungkin terjadi pada usia dini sekitar 9 tahun atau 10 tahun. Banyak faktor yang memengaruhi hal ini. Di antaranya, faktor gizi yang baik, pengaruh media elektronik, media komunikasi personal (handphone), VCD porno, dan sebagainya. Karena itu, sering kita jumpai ada anak gadis yang berusia 9 tahun sudah mendapatkan menstruasi dan anak laki-laki pada usia 10 tahun sudah mimpi basah.

Proses transgender bukan merupakan proses yang mudah. Walaupun perilaku seperti ini dilarang agama, sikap yang perlu dilakukan dalam menolong mereka, di antaranya dengan menghargai pilihan mereka. Sikap menghargai ini bisa dijadikan salah satu upaya untuk membantu mereka menentukan pilihan. Demikian pula masyarakat harus melakukan kontrol atas lingkungannya. Jika ingin membantu mereka untuk keluar dari keadaan yang demikian.

(berbagai sumber)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar