WELCOME TO MY BLOG

Welcome to my Blog。◕‿‿◕。!!
Thank you for visiting.
Please leave some comments in every page you read.
Also, please noted that this is originally my works and I have rights of these all. So for re-post or re-use, confirm 1st to me.
Thank you & GOD BLESS US ^^

Jumat, Juni 26, 2009

Hitam ditengah-tengah putih...

Dulu jean sering bertanya pada diri sendiri. Berpikir mencari jawaban yang tepat hingga sering kali pusing sendiri dan merasa tidak puas. Kenapa harus ada orang jahat di dunia ini? Kenapa bukan semua orang baik saja yang mendiami bumi ini. Kenapa harus ada orang yang menderita dan sakit? Kenapa harus ada dukacita? Kenapa bukan sukacita saja yang dirasakan semua orang?

Kenapa harus ada orang-orang yang berbuat tidak baik dan merugikan orang lain? Kenapa harus ada dosa ? kenapa manusia jatuh ke dalam dosa? sehingga membuat natur manusia itu berdosa dan setiap sikap dan tingkah laku manusia itu destruktif...

Kenapa Tuhan membiarkan ada manusia yang jahat? Bukankah manusia diciptakan untuk tujuan yang baik & menyenangkan hati Allah. Lalu apa Tuhan tidak sakit hati dan sedih saat ciptaanNya berbuat kejahatan dan dosa sementara Ia suci dan kudus?

Jean pernah diceritakan sebuah ilustrasi. Lukisan yang indah bukan hanya lukisan yang terdiri dari satu warna. Coba seumpama lukisan itu putih tanpa ada warna lainnya. apa yang bisa kita lihat? Pasti tidak akan terlihat apapun dari lukisan tersebut. Lukisan pasti terdiri dari beberapa warna dan terdapat gradiasi warna. Dan selalu ada warna yang gelap diantara warna yang terang.

Apa maksudnya? Kalau diperhatikan baik-baik, warna yang gelap memberikan efek “menonjolkan” warna lainnya. warna yang gelap membuat warna lainnya terlihat jelas, sehingga lukisan tersebut jelas dan bisa dilihat.

Demikian juga sisi buruk dan kejahatan dalam kehidupan seumpama warna gelap dalam lukisan. Sisi buruk dalam kehidupan memberikan fokus kepada kebaikan. Kebaikan yang adalah warna putih akan jadi biasa-biasa saja kalau tanpa “efek” yang berlawanan atau berbeda. Kalau semua sama putih, maka tidak ada bedanya dan tidak terlihat. Justru karena ada warna hitam-lah putih menjadi terlihat.

Lalu kenapa kejahatan dibiarkan Tuhan ada? Bukankah Tuhan yang Maha Kuasa punya kekuasaan untuk menghancurkan kejahatan? Lalu kenapa Adam dan Hawa bisa jatuh ke dalam dosa? Padahal mereka adalah manusia yang dekat dengan Allah dan ditugaskan Allah menjaga bumi dan isinya. Karena Tuhan tidak ingin menguasai keinginan manusia ciptaanNya, walaupun Ia mampu kalau Ia mau.

Adam dan Hawa jatuh dalam pencobaan si Jahat karena keinginan mereka sendiri. Karena pilihan mereka sendiri. Jadi Tuhan tidak membuat Adam dan Hawa berdosa, tapi keinginan mereka-lah. Demikian juga jean pribadi, bukan Tuhan yang sengaja membuat jean jatuh ke dalam dosa, tapi keinginan jean sendiri, karena pilihan yang jean ambil.

Kalau semua orang di dunia ini baik, maka kita bukan hidup di dunia namanya, tapi di surga. Hal-hal yang tidak baik itu justru membuat kita semakin menyadari keberadaan dan pentingnya hal-hal baik. Kejahatan itu justru membuat kita membutuhkan keadilan dan kebaikan. Kesengsaraan dan penindasan itu justru membuat kita mengusahakan kesejahteraan dan kebebasan. Kesedihan itu justru membuat kita mencari kebahagiaan.

Jadi, bukan masalah kenapa pada kejahatan itu harus ada yang lebih penting. Tapi bagaimana saat kita bisa melihat sisi jahat, kita lantas mengubah dan melakukan sisi baiknya. Karena itulah gunanya warna gelap berada di tengah-tengah warna terang, untuk memperjelas sehingga mata yang memandangnya semakin peka untuk terus melihat terang :)

Hidupku

Hidupku adalah proses belajar. Waktu dimana setiap hari aku bangun pagi, setiap kali aku membuka mata, setiap kali aku mencoba mengerti realita dan belajar tentangnya. Hidupku, adalah waktu untukku bertumbuh tidak hanya secara fisik, tapi juga mental dan rohani. Saat tubuh ini semakin tua, pikiran ini pun harus mengiringinya ikut “tua”. Jadi semakin lama aku hidup, semakin aku harusnya banyak belajar dan menjadi lebih baik.

Hidupku adalah kesempatan. Kesempatan untuk bangun lalu bangkit saat aku jatuh terjembab bahkan terjerumus pada lubang yang dalam. Kesempatan untuk mengasihi saat aku disakiti. Kesempatan untuk memaafkan saat aku diperlakukan tidak adil. Kesempatan untuk mengharapkan yang terbaik bagi setiap orang dalam hidupku, membawa mereka dalam doa-doaku, walau saat aku tau mereka pun tidak semua bersikap tulus untukku. Kesempatan untuk menghadapi masalah dengan tanggung jawab dan keberanian, bukan menghindarinya.

Saat menghadapi masalah kecil maupun besar, saat itulah kesempatan aku untuk belajar, mengenal siapa diriku dan siapa Penciptaku. Saat aku hidup, setiap prosesnya adalah untuk mengetahui apa tujuan dan maksud aku diciptakan. Kenapa aku ada? Kenapa aku terlahir dalam keluarga ini?

Apa tugasku di dunia? Kenapa aku bisa terlahir hidup?
Adakah orang lain bisa menjawabnya?
Tidak!
Hanya aku yang bisa tau dengan tepat.... Hanya aku, manusia satu-satunya, yang mengerti apa tujuan dan maksud keberadaan diriku.

Tapi aku mungkin buta, sehingga aku tidak dapat melihatnya.
Aku mungkin tuli, sehingga aku tidak bisa mendengar apapun yang menjelaskan pertanyaan-pertanyaanku.
Aku mungkin terlalu bodoh dan tolol, sehingga aku sering kali tidak mengerti.

Ya..., aku baru sadar.
Satu-satunya jawaban yang bisa kutemukan, pada sumber itulah aku dapat menemukannya.
Tidak ada manusia lain yang dapat menjawabnya, karena semua manusia sama. Sama-sama diciptakan.
Jadi, bertanyalah pada Sang Pencipta, Sang Agung yang menciptakan manusia, termasuk aku.

Hidupku, alasan aku diciptakan, untuk menyenangkan Sang Pencipta. Aku diberikan nafas kehidupan, untuk mengerjakan pekerjaan Sang Pencipta di bumi ini. Sang Pencipta terlalu Agung untuk merawat bumi ciptaannya, maka ia menciptakan manusia, salah satunya aku, untuk merawat dan menjaga bumi ini.

Tapi bumi ini, kehidupanku dan manusia lainnya, semakin rusak dan dekat dengan kehancuran. Apa ini yang dinamakan kehidupan? Setiap orang hanya memikirkan dirinya sendiri. Setiap orang berelasi untuk mencari keuntungan, semua diukur dengan untung rugi, tanpa ketulusan. Setiap orang tersenyum dengan maksud tersembunyi bukan karena kasih. Setiap orang, bahkan termasuk aku, hidup dengan tidak menghargai hidupku sendiri. Terlebih tidak menghargai Sang Pemberi Kehidupan.

Saat tiba waktunya aku tersadar... Hidupku sia-sia... Setiap waktu yang diberikan dalam hidupku, terlewat tanpa arti... Dan kenyataan hidupku menunjukkan, aku adalah seorang manusia yang hidup tanpa mengetahui arti dan tujuan hidupku.

About yesterday

Yesterday is a history we cannot erase
But today, is a great chance and victory over all challanges
Today is a gift we can ignore
We just receive then walk in the day
But we have choises to chose

We only can learn and learn
And our study is never end
In this earth we have our own rights
But also responsibilities to keep each other well

We sometimes forget how to love truely
Also we forget how to be kind purely
Life is not that’s it
Life is complicated and connected each other

Every time I’m walkin’ home
I see people in differences
Some live happily through their ordinary life
Satisfy and be grateful
Some others cannot give thank and peevishly
Some live happy with their riches
Some with their extra-ordinary life
But never feel satisfy...

But in many ordinary people
In their betwixt and between
They still smile honest and straightforward
They still help people without reserve

In my unconvinced moment
I still find people I can trust to
Where pigs might fly
I know there’s always a miracle
When I hope the best for all

REAL LIFE

Siapa bilang hidup itu mudah utk dijalani? Siapa bilang hidup selalu indah dan senang saja? Bagi orang gila dan orang bodoh, tentu hidup itu selalu senang, g ada kesulitan, g ada masalah, karena yg dilihat orang gila dan orang bodoh adalah diri mereka sendiri dengan hal-hal yang mereka “pikir” menyenangkan, serasa hidup di dunia nyata padahal dalam mimpinya yg tidak nyata.

Hidup itu sulit. Kalau kamu masih merasakan kesulitan, berarti kamu masih hidup. Hidup itu pasti ada sisi menyakitkan dan menyedihkan dibalik setiap sisi yang membahagiakan, kalau manusia merasa sakit masih hidup. Kalau sudah tidak merasakan sakit, berarti sudah mati!!!!

Itulah yang setiap hari jean lihat dan rasakan. Seperti apakah hidup ini. Setiap hari dari bangun dan membuka mata sampai tidur lagi dan menutup mata, masalah akan terus hadir, persoalan dan tantangan akan terus berdatangan. Bahkan bagi orang buta yang tidak bisa melihat pun, hidup selalu memiliki tantangan dan masalahnya tiap hari. Bahkan bagi orang-orang yang memiliki jabatan tinggi, kaya raya dan mampu membeli materi dengan kekayaannya, masalah tetap akan ada. THIS IS LIFE!!!!

Kalau aku berpikir seperti jalan cerita drama, kisah cinta romantis di kota-kota yang indah, berplesiran ke tempat-tempat mewah dan menawan dengan semua fasilitas siap sedia dan dimanjakan, memiliki banyak harta sampai-sampai bisa tidur dan mandi uang, semua itu MIMPI!!! Aku g hidup dalam dunia nyata, tapi dunia mimpiku! Dunia yang aku bangun atas harapan kosong yang sia-sia...

Hidup itu adalah saat aku bangun pagi, merencanakan apa yang harus aku lakukan hari ini, bagaimana harus melewati hari ini dengan setiap aktivitas yang menanti utk dikerjakan. Hidup adalah saat aku bangun tidur, keluar kamarku yang berantakan dengan pilihan utk membereskannya agar terlihat sedikit agak rapi atau membiarkannya tetap berantakan. Hidup adalah saat aku memilih utk mandi kemudian bersiap-siap utk berangkan sekolah/kerja atau memilih untuk diam di rumah dan istirahat atau tidak melakukan apa-apa. Hidup adalah saat aku melihat pengemis di jalan dan memilih untuk memberi uang receh atau cuek seperti bebek. Hidup adalah saat aku mengidap penyakit yang bisa membuat tubuhku lemah lantas aku memilih untuk ke dokter atau cukup beristirahat di rumah.

Hidup bukan hanya menonton tv dan bersantai, sekedar bangun dan beraktivitas tanpa hasil utk hari esok. ITU PERCUMA dan BUANG WAKTU. Hidup bukan sekedar ingin tau tentang orang lain lantas menggosipkannya, atau sekedar main game, sekedar shopping memenuhi isi lemari dengan barang2 bermerk, atau sekedar jalan-jalan utk prestige. ITU PEMBOROSAN dan SIA-SIA, tidak ada pembelajaran kehidupan di dalamnya.

Waktu terlalu berharga utk dibuang sia2!!! Belajar dari seorang pedagang kerajinan khas Bali di Pasar Seni Sukawati, Kabupaten Giayar, langganan jean kalau beli oleh2. Bapak dan ibu tsb bilang sehari sesudah pemilu lalu, “Milih g milih, harga tetap mahal Non. Siapa yang jadi legislatif di DPR tetap aja harga naik terus g pernah bisa turun2. Tetap jg Bapak sma Ibu harus jualan tiap hari. Tetap jg harus melayani pembeli. Kalau g begitu mana bisa makan nasi. Apa sesuap nasi bisa masuk mulut begitu aja?! Hidup itu ya susah, jadi harus kerja keras.”

Jean sepakat dgn Bapak tsb. Ya itu hidup. TUHAN MENYEDIAKAN tapi ttp MANUSIA BERUSAHA. Uang jg g datang sendiri kalau g diusahakan. Padi g akan bisa tumbuh kalau g ditanam. Nasi g akan masak kalau g ditanak!

THIS IS REAL LIFE. Apakah sekarang saya sudah hidup dalam dunia nyata yang sebenarnya atau masih hidup tapi mati??? Hidup tapi g benar2 hidup, karena masih memilih hidup dalam dunia saya sendiri dengan mimpi yang berujung pada kesia-siaan???

The Smallest is the Biggest

Siapa yang tidak mau jadi orang besar dan berpengaruh bagi banyak orang? Siapa yang tidak ingin dikenal karena kebaikan dan pekerjaannya yang berhasil serta berdampak positif bagi banyak orang? Tapi pernahkah kita memperhatikan orang-orang yang bisa digolongkan dalam kategori “the smallest”??

Misalnya saja tukang sampah yang tiap hari mengambil sampah dari bak-bak sampah di tiap-tiap rumah, menyeret gerobak sampahnya sampai penuh hingga ke TPA, sehingga yang empunya rumah tau bersih saat pagi-pagi membuka pagar rumahnya.

Atau para tukang angkut sampah dari TPA-TPA ke tempat pembuangan limbah yang lebih besar? Yang setiap malam menjelang subuh berkendaraan keliling kota mengangkut sampah-sampah ribuan bahkan jutaan jumlahnya, tidak memperdulikan hal yg bagi sebagian besar orang lain adalah “sesuatu yg jorok” , “kotor” dan bau.

Atau para pemulung yang mencari kaleng-kaleng atau botol plastik di setiap tumpukan sampah, memasukkannya dalam karung goni atau tas kampilnya, seringkali tanpa memperdulikan panas terik matahari?

Atau para penggali DSDP yang sering kali dicaci maki karena merusak jalan raya, membuka lubang di jalan, padahal memperbaiki saluran pembuangan di bawah jalan-jalan raya yang kita lewati.

Atau para penyapu jalan, yang pagi-pagi buta sudah bekerja dengan sapu lidi bertangkai panjangnya, yang menyapu jalanan kota, sehingga saat kita pagi hari melaluinya, tak ada lagi tumpukan sampah atau bahkan pasir-pasir jalan.

Atau tukang parkir yang membantu menjaga dan merapikan susunan kendaraan saat kita berhenti dan parkir di suatu tempat.

Atau penjaga lintasan kereta api, yang bertugas memberikan tanda peringatan saat kereta api hendak melintas atau membuka pembatas jalur kereta, sehingga masyarakat dan kendaraannya bisa lalu lalang dengan aman.

Atau polisi lalu lintas, yang walau panas terik matahari, menjaga setiap tikungan, pertigaan atau lampu lalu lintas, berusaha mengatur kelancaran arus berkendaraan di jalan raya.

Coba kalau tukang sampah tidak bekerja. Pemulung tidak memunguti lagi barang-barang bekas dan kaleng-kaleng. Pasti sampah kita yang “kotor” akan bertumpuk, mengudang banyak bibit penyakit, lantas, siapa yang kemudian menderita? Kita sendiri yang tinggal bersama sampah-sampah.

Coba kalau pekerja DSDP tidak menutup jalan raya, menggali lubang dan mengerjakan pembuangan di bawah jalan raya, kalau hujan datang, lantas sistem pengairan di kota macet, siapa yang rugi? Siapa yang akan kena banjir?

Coba kalau penyapu jalan tidak lagi menyapu jalan. Siapa yang perduli untuk memunguti sampah di jalanan? Lantas pemulung juga enggan bekerja. Sampah akan menumpuk. Setiap sudut kota akan kotor, dan pasti penduduk kota semua akan kena penyakit.

Coba kalau tukang parkir atau penjaga lintasan kereta api tidak bekerja, siapa yang kemudian mengamankan kendaraan yang parkir atau menjaga pengguna lintasan kereta api, kalau semua orang lain sibuk dan tidak mau perduli?

Coba kalau tidak ada polisi lalu lintas, semua orang melanggar peraturan, seenaknya berkendaraan di jalan raya, seolah-olah jalan raya milik bapaknya, orang lain sekedar numpang atau menyewa. Siapa yang bisa menjamin akan adanya keamanan dan keteraturan di jalan raya?

Sifat manusia secara alami memang destruktif. Setiap kreatifitas dan kecerdasan dan inovasi manusia selalu ujung-ujungnya merusak. Oleh karena itu, hargailah profesi orang-orang kecil ini. Tanpa mereka, pelajar tidak bisa pergi ke sekolah dengan baik. Tanpa mereka, ibu-ibu rumah tangga tidak bisa mengatur dan membersihkan rumahnya dengan sempurna. Tanpa mereka bapak-bapak tidak bisa berkendaraan dengan aman di jalan raya. Tanpa mereka, presiden pun secara tidak bisa membuat negaranya aman, teratur dan bersih.

Jadi, profesi sekecil apapun, memiliki arti yang sama besarnya dengan profesi sebesar apapun :)

TRUST

TRUST... A short series of letters arranged into a word. Composed with only one vowel among several consonants. It may has many meaning of..., depend on viewpoint of each person who getting to know about its.

TRUST... For me, myself, is the most importing matter. I cannot see people well if I’m not trust them. I cannot love them, people around me, if I’m not trust them. But, many people in this world, when I live today, isn’t keep TRUST as the way it is. People isn’t really understant what its meaning. Then many people be never man to trust.

TRUST... is the second great gift after salvation. When someone give me a TRUST, it means that she accepted me as a worth person for her. She may give me everything she wants me to take and keep. She may tell me all she wants me to hear.

TRUST is when I let people see myself in the way I am. Nothing to keep or hide. Nothing I have to lie. TRUST is when I give all of my mind to think of, all of my heart to love, all of my feel to wish for the best, and all of my faith to believe. Then.., the only one I can TRUST forever to keep it fidelly is GOD. Because only GOD who really TRUST me first that I can do the best, give the best and be the best. That is why, when I’m trying to TRUST others, I have to TRUST in GOD and TRUST in myself, then I’ll learn to trust people around me.

Salut untuk McDee :) *Rp.500,- still available in their crowded service*

story yg baru di post...
-----------------------------------

Bukan untuk promosi, tapi sekedar memberikan apresiasi untuk McDee alias Mc Donald atas KINERJA dan SISTEM MARKETING yang baik menurut jean dan tidak merugikan konsumen :)

Malam tadi jean dan empat orang kawan lainnya sengaja makan ice cream di McDee dekat rumah yg jaraknya g nyampe 5 menit naik kendaraan bermotor. Berhubung sudah beberapa minggu lamanya kita g cerita-cerita atau sekedar ngobrol bareng sambil makan ice cream *biasa di pantai kuta, cuma karena kejauhan, ya yg dekat rumah aja*

Kebetulan jean bayarin pesanan jean dan dan 2 orang teman jean, mcflury 3 pcs yg seharga Rp. 5.500,- (udah termasuk tax 10%) jadi totalnya Rp. 16.500,-. Berhubung jean Cuma punya uang paling kecil Rp.50.000,- (belum dipecah) dan g punya uang pecahan kecil apalagi receh lima ratusan *dompet khusus uang receh ketinggalan*, jadilah bayar ke kasir dengan selembar uang berwarna biru tsb.

Ternyata berbeda dengan pengalaman di Circle K atau market lainnya yang mengganti kembalian Rp.500.- dengan permen, McDee yang 24 jam selalu padat, tingkat pengunjung melebihi market-market tsb dan omsetnya berkali-kali lipat justru menyediakan banyak uang Rp.500,-. Bahkan juga lengkap dari seribu rupiah, 5ribu, 10ribu, hingga 20ribu bahkan 50ribu dan 100ribu juga banyak.

Iseng, jean kali ini sengaja nguji, minta mas yg jaga kasir yang melayani jean untuk memberikan kembalian pecahan 5ribuan. Awalnya jean cuma minta 20ribu selembar, 5ribu dua lembar dan sisanya ribuan dan lima ratusan. Eh kasirnya malah nawarin, “mau pecahan kecil semua mba?” yo wes jean jawab aja “boleh mas...” dan minta dikasih 30ribu semuanya dalam pecahan 5ribuan dan Rp. 3.500,- dalam pecahan Rp.500,- dan DIKASIH tanpa NGOMEL, tanpa BANYAK TANYA, tanpa KOMENTAR, tapi bilang, “Terima kasih mba” dan jean jawab “terima kasih banyak mas, maaf merepotkan”. Bahkan si kasir ini juga meminta pelayan lainnya untuk menukarkan selembar yang 20ribu ke dalam pecahan lagi *sepertinya mereka punya stok uang pecahan*.

TWO TUMBS UP FOR McDee...

Pantesan orang-orang pada sueneng makan di McDee..... Sayang McDee cuma jual fast `n junk food, coba jual sembako dan snack jg soft drink lainnya, pasti pada doyan beli di McDee... hahahahaha *just kidding*

Semoga restoran cepat saji ini terus mempertahankan pelayanan sederhana seperti ini kepada pelanggannya :)

Kenangan dengan Tim Fujita-san (Air Ballon Team of Festifal Of Life – Yamamoto Kansai 2009, GWK – Bali)

Kamis pagi jam 8 tepat waktu Indonesia tengah, aku dan kak Yuli, teman satu grup, grup I yang bertugas memegang obor dan membantu menerbangkan balon udara, sudah tiba di Garuda Wisnu Kencana Cultural Park, Pecatu, Jimbaran, Bali. Kedatangan kami pagi ini sengaja untuk berlatih bersama volunteer atau sukarelawan lainnya yang menjadi cast dalam Supershow yang diproduseri oleh Yamamoto Kansai. Supershow kali ini sengaja dipilih di Indonesia dan Bali menjadi tempat pementasan kolaborasi dua budaya, Indonesia dan Jepang, dalam rangka mempererat persahabatan dua negara yang sudah terjalin lebih dari 50 tahun.

Setelah di absen oleh panitia dari Kansai Inc team yang semuanya orang jepang dibantu oleh tutor mahasiswa dari sastra jepang Unud dan Saraswati, kami kemudian disuruh menuju blok stand by masing-masing. Saya, yang dibagi sebelumnya kedalam grup I stand by di blok C. Kemudian kami bertemu dengan seluruh anggota grup I dan kami beberapa hari sebelumnya sudah diperkenalkan dengan “pelatih” atau yang bertugas membimbing kami, yaitu Bapak Otomu-san, orang jepang yang ramah dan baik hati serta benar-benar seperti ayah bagi kami. Bapak Otomu-san kemudian memperkenalkan kami dengan tim pilot balon udara dari Jepang yang dikoordinir oleh Bapak Fujita-san. Tim pilot yang terdiri dari 4 orang ini juga tidak kalah ramah dan baik hati. Benar-benar sabar menghadapi kami. Tidak pernah marah. Apalagi dalam budaya dan bahasa yang berbeda, dimana tidak semua bisa mengerti dan bisa berbahasa jepang. Belum lagi jean yang sering kali nyerocos dalam bahasa jepang terpatah-patah dan lancar dalam bahasa Inggris.

Kemudian Bapak Fujita-san memperkenalkan anggota timnya yang terdiri dari ibu Sato-san, ibu yang kelihatannya amat sangat ramah. Kemudian yang termuda adalah Yudou-san, yang menurutku dan beberapa temanku, mirip sekali dengan Jay Chow, artis taiwan, Cuma Yudou-san lebih cakep dan lebih ramah, walau cool-nya beda tipis (heheheh :P). Yang terakhir adalah Bapak Takenaga-san, yang nantinya akan ikut terbang bersama Balon udara (naik ke dalam keranjang balon udara bersama 2 anak kecil perwakilan dari Jepang dan Indonesia). Bapak Fujita-san, Ibu Sato-san, dan kak Yudou bertugas membantu kami, para anggota tim balon, untuk mengoperasikan balon udara dari persiapan sebelum di bentangkan (karena ukurannya sangat besar), mempersiapkan penerbangannya (mengisi angin, menjaga sisi-sisinya sampai benar-benar terisi angin dengan sempurna) hingga menjaga tali-tali dari balon udara, menurunkannya dan merapikannya kembali.

Kemudian latihan dilanjutkan hari berikutnya, jumat, 22 mei 2009. Hari ini sekaligus gladi bersih dan sudah ditonton oleh ribuan pengunjung GWK. Bahkan diliput oleh banyak media nasional dan internasional. Tepat jam 7 malam, kebiasan orang jepang yang tepat waktu, kami semua pentas. Dan hari itu kami benar-benar terkesima. Balon udara berkepala Naga dan Macan melambangkan Jepang dan Indonesia itu terbang dengan indah. Benar-benar luar biasa. Hebat sekali.

Saat hari H atau hari pementasan, bapak Fujita-san dan rekan-rekan tidak sungkan untuk dimintai berfoto bersama, sebagai kenang-kenangan. Kebetulan di tenda kami dibelakang bukit dimana kami bersiap-siap, saat itu kami memang sedang menunggu waktu untuk pementasan yang masih sekitar 2 jam. Jadi kami pergunakan saja waktu itu sebaik-baiknya untuk berfoto bersama. Acara pementasan itu berlangsung dengan durasi sekitar satu setengah jam dan ditonton lebih dari 3000 orang. Semua panggung penuh terisi dan sorak-sorai penonton benar-benar meriah saat akhir acara. Kami para pemain pun merasakan energi yang luar biasa.

“Sempurna” seperti kata Bapak Yamamoto Kansai. Berarti lebih dari 115 % standar beliau. Begitu juga yang jean rasakan. Semua ini berkat kerja keras semua orang dan kerja sama yang baik. Terlebih unutk kesuksesan tim balon. Semua berkat kesabaran dan dedikasi Bapak Fujita-san, Ibu Sato-san, Bapak Takenaga-san dan kak Yudou-san. Memang Bapak Fujita-san dan rekan-rekanlah yang lebih dekat dengan kami, dibandingkan tim kerja Kansai-san yang lain. Karena ini even besar dan memerlukan banyak orang, jadi tim Kansai-san dibagi sesuai tugas dan tanggung jawab masing-masing.

Sayang saat-saat terakhir sesudah acara, sebelum perpisahan kami, jean pribadi belum sempat mengucapkan selamat berpisah dengan Bapak Fujita-san, Ibu Sato-san, Bapak Takenaga-san dan kak Yudou-san. Berhubung setelah selesai acara semua tim Kansai sesuai tugas dan tanggung jawab masing-masing langsung membereskan semua perlengkapan acara dan mereka semua sangat sibuk.

Bapak Fujita-san, Ibu Sato-san, Bapak Takenaga-san dan kak Yudou-san mengajarkan kami banyak hal. Walaupun berbeda budaya dan bahasa, tidak menjadi halangan bagi jean secara pribadi untuk belajar dan mendapatkan banyak hal positif. Kesabaran mereka menghadapi kami, para anggota tim balon yang berbeda karakter dan berbeda kecepatan untuk menangkap komunikasi dan perintah, tapi akhirnya kesabaran merekalah yang membuat kami semua berhasil mengerjakan tugas dan tanggung jawab kami dengan baik.

Tidak tau kapan bisa bertemu dengan Bapak Fujita-san, Ibu Sato-san, Bapak Takenaga-san dan kak Yudou-san. Mungkin even kemarin adalah saat terakhir jean bisa bertemu mereka. Tidak hanya jean yang sedih, tapi banyak teman-teman anggota tim balon lainnya yang juga sedih karena semuanya serasa cepat berakhir. Tapi satu yang patut disyukuri adalah, kami sudah bisa mengenal orang-orang hebat seperti mereka dan sudah merasa seperti layaknya saudara sendiri. Bekerja sama dengan baik dan kompak, padahal belum pernah bertemu sebelumnya, mereka berempat banyak mengajarkan jean hal positif dalam kerja tim. Juga semangat mereka dan dorongan mereka dalam memotivasi kami. Saat kami berbuat salah, bukan memarahi tapi justru mereka memotivasi kami untuk mengerjakan jauh labih baik.

Terima kasih Bapak Fujita-san, Ibu Sato-san, Kak Yudou-san dan Bapak Takenaga-san. Semoga lain waktu kita bisa berjumpa. Tuhan memberkati anda dan keluarga :)

Kepada siapa aku bisa BERHARAP??

Kepada siapa aku bisa BERHARAP??

Satu pertanyaan yg dilontarkan seorang sahabat dan saudara baik jean siang tadi,
“saat semua di dunia ini sudah habis, hilang dan lenyap, saat kita tidak punya apa-apa, siapa-siapa lagi, apa yang masih kita miliki bagi diri kita sendiri?”

Jean lantas merenungi...

Saat semua yang aku bisa miliki di dunia ini HILANG, HABIS dan MUSNAH atau PERGI...

Saat aku g punya apa-apa lagi materi di dunia ini, saat aku sudah g punya keluarga satupun lagi, g punya kekuatan apapun untuk melakukan usaha lagi, saat sudah lelah kedua kaki ini untuk terus berjalan dan melangkah hingga berdiri pun aku g sanggup, saat otak dan kepala ini sudah mau pecah karena terus berpikir dan berpikir untuk mencari celah dan peluang....

Saat aku sudah tidak memiliki keluarga, kerabat juga sahabat dan teman-teman satupun, saat hanya tersisa aku SENDIRI... apa yang benar-benar aku punya?

Aku pun merenungi, dan ya, aku masih punya PENGHARAPAN. Pengharapan bahwa aku bisa melalui setiap badai dan menjalani hidupku sampai akhir nanti.

Aku masih punya PENGHARAPAN, pengharapan yang tidak sia-sia, yang memberikan aku kekuatan lebih besar dibandingkan keberadaan diriku sendiri, sesuatu yang tidak bisa dijelaskan dengan logika manusia.

PENGHARAPAN bahwa langit akan selalu biru dan bumi masih akan hijau. PENGHARAPAN bahwa hujan masih akan datang disela-sela kekeringan. PENGHARAPAN bahwa masih ada senyum dan tawa disela-sela setiap tangis dan rintihan kesakitan. PENGHARAPAN bahwa masih ada yang BISA KUPERCAYA diantara sekian banyak ORANG-ORANG YANG TIDAK BISA DIPERCAYA.

PENGHARAPAN bahwa masih ada CINTA SEJATI diantara banyak CINTA MUNAFIK dan CINTA PALSU juga CINTA EGOIS. PENGHARAPAN bahwa masih ada KESELAMATAN dan SURGA diantara DUNIA YG SUDAH PORAK-PORANDA dan HANCUR..

Tapi semuanya tergantung pada siapa aku berharap. Kalau harapanku hanya pada MANUSIA yang sama-sama-sama berdosa dan tidak sempurna, PENGHARAPANKU SIA-SIA.....

Tapi saat aku berharap pada YESUS KRISTUS, DIA satu-satunya MANUSIA YANG SEMPURNA, yg dikandung dari ROH KUDUS dan Lahir dari Dara Maria, yg mau MATI bagi seorang JEAN di KAYU SALIB dan membayar DOSA-DOSA jean sampai LUNAS!!!!!

PENGHARAPAN itu masih ada... PENGHARAPAN itu tidak pernah sia-sia. Karena apa yang mustahil bagi manusia, mungkin bagi TUHAN :)

(Ibrani 6 : 9 – 20)

“...ALLAH bukan tidak adil, sehingga IA lupa akan pekerjaanmu dan kasihmu yg kamu tunjukkan terhadap namaNYA oleh pelayananmu kpd org-org kudus, yg masih kamu lakukan sampai sekarang....
ALLAH tidak mungkin akan berdusta, kita yg mencari perlindungan, beroleh dorongan yg kuat utk menjangkau PENGHARAPAN yg terletak di depan kita. PENGHARAPAN itu adalah sauh yg kuat dan aman bg jiwa kita, yg telah dilabuhkan sampai ke belakang tabir, dimana YESUS telah masuk sebagai PERINTIS bagi kita,.....”

Perubahan

“Perubahan” adalah sebuah kata yang menjadi harapan semua orang. Disaat mengalami situasi dan kondisi yang buruk dan tentunya kurang menyenangkan, pastilah semua orang menginginkan “Perubahan”. Tentunya “Perubahan” yang diinginkan adalah perubahan menuju arah yang jauh lebih baik dari kondisi sekarang yang mungkin kurang baik. Intinya “perubahan” yang bermanfaat dan menuju arah yang lebih baik adalah mimpi semua orang dalam kehidupan mereka.

Untuk mendapatkan sebuah perubahan yang jauh lebih baik, tentunya manusia harus mengalami pengalaman yang terburuk atau setidaknya pengalaman yang kurang menyenangkan. Tapi dibalik itu ada sebuah pembelajaran yang menanti sehingga memberikan motivasi dan keinginan untuk melakukan dan mecapai perubahan yang jauh lebih baik.

Kehilangan seseorang yang kita kasihi dan cintai, kehilangan barang-barang yang bernilai tinggi/berharga, mengalami masalah dalam usaha, mengalami masalah kesehatan, dan mengalami masalah-masalah lainnya dalam hidup, adalah pembelajaran. Tentunya kalau kita mau mengambil sisi positifnya. Kalau yang kita lihat sisi negatifnya dari semua yang terjadi dalam kehidupan kita, tentu kita tidak pernah bisa bersyukur dan justru makin merasa “kita tidak berguna”, mengutuk diri sendiri, hingga bisa menimbulkan niat bunuh diri. Ini yang salah dalam diri manusia. Tidak mau memilih untuk mengubah masalah menjadi semangat pembaharuan.

Hidup tidak pernah jauh dari masalah. Hidup selalu memiliki tantangan dan permasalahannya setiap hari. Selama kita masih menghirup nafas kehidupan, tentunya permasalahan akan datang bergantian. Tapi semuanya sekali lagi kembali pada diri kita. Pilihan ada di tangan kita. Apakah memilih untuk melihat sisi positifnya lantas bersyukur dan merubah kondisi untuk menjadi lebih baik dengan semangat pembaharuan, ataukah memilih untuk tetap berada pada jalur negatif yang kemudian membuat diri semakin terpuruk lalu lambat laun hancur. We are the decision maker! Kita adalah pembuat keputusan akan diri kita sendiri. Tuhan itu penuh demokratis dan maha adil, sehingga Ia membiarkan kita menentukan kehendak bebas. Namun jangan lupa, Ia juga turut memberikan kita jalan terbaik yang terkadang terlihat sukar dilalui, namun berujung kebahagian dan kebaikan.

Apa yang terlihat nikmat, indah, baik dan mudah pada awalnya belum tentu yang terbaik bagi kita. Bisa jadi hal-hal tersebut justru membuat kita menderita dan menjerumuskan kita kedalam lubang hitam yang lambat laun menelan kita dan membuat kita sekarat lantas mati! Sekali lagi, pilihan di tangan kita!

Itu yang jean pelajari hari demi hari.

Kak Jansen, seorang senior yang juga staff ditempat jean praktek kerja lapangan membagikan sesuatu yg menjadi salah satu prinsipnya, bahwa setiap hari kita memulai hari yang baru, kita sebenarnya sedang membuka lembaran kertas putih, dimana didalamnya kita akan menuliskan kehidupan kita sepanjang hari itu. Baik dan buruknya adalah pilihan kita. Saat kita memulai hari dengan semangat perubahan yang positif dan merencanakan untuk melewati hari kita dengan hal-hal positif yang berguna, maka kita akan menjalani hari itu dengan baik, walaupun mungkin banyak masalah yang kita hadapi. Namun sebaliknya, apabila kita sudah blank dan gegabah, sembarangan dan sembrono memulai hari, dalam artian tidak perduli hari ini akan kita lewati bagaimana, apa, dan dengan tujuan yang seperti apa, maka yang kita tuliskan bisa jadi benang kusut yang akan mempengaruhi hari-hari berikutnya.

Apa yg jean pelajari??
Menumbuhkan semangat pada masa-masa sulit memang tidak mudah.
Tersenyum saat sakit hati memang tidak mudah. Bersyukur saat dalam penderitaan memang tidak mudah.
Tapi bukan berarti tidak bisa kan....??!! karena semuanya kembali pada diri masing-masing, pilihan di tangan kita.
PILIHAN DI TANGAN SAYA.
SAYA yang menentukan siapa dan bagaimana diri saya, bukan keadaan dan bukan orang lain.
Karena TUHAN menciptakan saya untuk sebuah TUJUAN YANG BAIK, bukan untuk suatu KESALAHAN.

Penipuan lewat telepon. Hati-hati!!!

Dua tahun yang lalu, saat jean masih tinggal bersama sepupu-sepupu jean, ada telepon masuk ke handphone jean dengan nomor private number. Saat itu yang bisa melakukan panggilan dengan private number hanya nomor mentari dan hallo *yang jean tau*. Si penelepon ini mengaku kalau dia adalah anggota kepolisian Bali yang sedang melakukan tugas pelacakan. Orang ini mengatakan bahwa nomor jean sering disadap mafia besar untuk transaksi narkoba besar-besaran. Kemudian si penelepon ini meminta jean untuk mematikan handphone jean selama 2 jam. Awalnya jean pikir ini orang bercanda atau iseng, jadi jean bilang aja “iya Pak” tapi handphone tetap jean hidupkan. Tapi, kembali si penelepon ini menghubungi jean dan meminta jean mematikan handphone. Akhirnya karena berkali-kali ditelepon begitu, jean risih juga. Ya jean kemudian memutuskan untuk mematikan handphone yang bernomor kartu AS, sedangkan nomor XL jean tetap aktif.

Hari itu adalah hari dimana jean seharusnya pergi kuliah. Namun berhubung hujan deras, akhirnya jean dan sepupu jean yang satu kelas memutuskan untuk menunggu sampai hujan lumayan reda. Memang dosen Mata Kuliah Kebudayaan Indonesia yang seharusnya mengajar kami juga belum datang. Juga karena rumah dan kampus jean hanya berjarak 10-15 menit jalan kaki dan 5 menit naik motor, jadi tidak masalah kalau berangkatnya agak terlambat.

Tak lama telepon masuk ke telepon rumah kami. Mengatakan dari petugas telkom, kalau jaringan telepon rumah sedang dalam perbaikan rutin jadi harus dicabut selama 3 jam. Awalnya jean juga cuekin aja. Masa tumben-tumbennya perbaikan jaringan ada pemberitahuan begini. Biasanya juga kalau perbaikan maka telepon rumah langsung tidak bisa dipakai. Tapi kembali lagi telepon yang sama masuk berkali-kali. Akhirnya kakak ipar jean memutuskan untuk mencabut telepon rumah kami dan tak ayal telepon rumah pun tidak bisa digunakan.

Kemudian sepupu jean juga mematikan HP mereka (kami ada bertiga saat itu), karena ada telepon masuk yang sama dari petugas intel kepolisian denpasar. Sebagai warga negara yang baik dan mendukung penegakan hukum yang baik, ya kami pun menuruti. Akhirnya karena malas nonton tv, hp kami matikan, kemudian masuk ke kamar masing-masing. Lalu sekitar 1 jam setelah telepon aneh yang meminta jean mematikan hp dan telepon rumah tadi, sepupu jean lantas mendobrak masuk kamar jean.

“Jean, cepat telp Mina (panggilan untuk mamaku dari sepupuku artinya tante). Barusan titin telpon (kakak sepupuku yang di palangkaraya), mina panik.”

Lha mamaku kok panik??
“kenapa kok panik Fil?”
“Kua tege telp ke humam mander akan indum ikau kecelakaan. Kritis melai sanglah. Indum jadi tangis-tangisa ndai kua. Telp ndai kanih capat!” (artinya, kata titin, ada telp ke rumah jean mengatakan kepada mama jean kalau jean kecelakaan. Kritis di RS Sanglah. Mama jean sudah menangis2. *menangis2 dsni artinya sudah pasrah kalau ada keluarga yg mau meninggal*) ujar sepupuku dalam bahasa dayak. Sepertinya sepupuku ikutan panik juga gara-gara ada kabar yang tidak enak dari palangkaraya.

Akhirnya aku menghidupkan hp dan menelpon ke rumah. Tidak bisa tersambung. Kemudian ke hp papah, nggak diangkat. Lalu ke hp mamah, baru akhirnya ada suara jawaban.
“hallo Mum... Kenapa?” tanyaku ke mamaku.
Boro-boro ada balasan sapaan hallo, yang ada mamaku menangis sejadi-jadinya. Memang benar mamaku sudah histeris nggak jelas. Ngomong aja nggak bisa. Akhirnya telp diambil sama papa dan papa yang masih bisa agak tenang, walau kedengaran jelas suaranya gemetar, menjawab telp. dari jean.

“Pop, kenapa?” aku yang masih bingung ada apa.
“Kamu dimana nak?”
“Di rumah. Ni di dalam kamar, sambil nungguin hujan reda, mau ke kampus ada kuliah pagi. Kenapa Pop?”
“Nggak lagi di jalan?”
“hah.. nggak lah.. ngapain aku di jalan Pop? Kalau di kampus mungkin. Masih di rumah ini. Tanya aja fila ato ani, nih mereka ada di depanku semua. Kenapa nah?”
“tadi ada telp ke rumah. Mama yg sambut. Bilangnya kamu kecelakaan di by pass sanur. Tabrakan sama truk pertamina. Kamu lagi di RS Sanglah kritis, harus cepat ditolong. Terus penelepon bilang, alat buat membantu penanganan pertama kamu lagi di kirim dari Jkt via pesawat. Dan mamah diminta transfer DP 80 jt.

“mama coba telp ke hpmu g bisa nyambung. Ke ho fila jg sama. Ke hp ani jg sama. Ke rumah jg g bisa. Jadi mama panik. Mama telp mamanya Fila, tapi mamanya Fila g tau kalau kalian kecelakaan. Jadi mama telp papah. Makanya papa pulang ke rumah langsung dari kantor. Ini adikmu jg pulang dari sekolah.” Cerita papaku panjang lebar.

Walah..walah.. penipuan toh ini..
Dengan panjang lebar aku menjelaskan dan menceritakan kenapa hp kami semua di rumah mati juga telepon rumah. Lantas setelah mama tenang, mama baru cerita kemudian kalau telepon rumah kami sepertinya disadap. Hal ini dicurigai karena saat mau menggunakan telp rumah malah tersambung ke si penelepon yang mengaku dokter dari RS Sanglah.

Mama juga cerita kalau si dokter gadungan penipu itu memberikan beberapa nomor lain dengan kode area jakarta. Satu dokter di RSCM. Satu apoteker rumah sakit China yang katanya obat buat jean ditebus dari sana. Dan satu lagi polisi yang menangani kasus kecelakaan jean.

Anehnya lagi, si penelepon yang menelp. Mama jean tau semua data diri jean dari nama lengkap, tgl lahir, alamat di denpasar sampai tempat kuliah. Katanya liat dari KTP jean di TKP Kecelakaan. Padahal selama jean di bali belum pernah kasih liat KTP jean ke siapapun.

Dan kejadian ini terulang lagi satu tahun lalu sebelum papa mama berangkat ke Denpasar untuk merayakan natal bersama jean dan adik jean. Ada telp yang mengatakan adik jean masuk RS karena kecelakaan dan mama harus mentransfer uang beberapa puluh juta. Tapi karena sudah pernah sebelumnya penipuan seperti ini, lantas mama tanya saya dimana, kok bukan saya yang ngabarin orang tua saya. Eh, si penelpon g tau saya siapanya adik saya. Hahahahhaa...

Ada juga baru-baru ini yang telp jean bilang jean dapat undian mobil dari mentari. Padahal jean lama g pakai mentari lagi. Ujung-ujungnya minta transfer pulsa sebesar 200rb ke nomor tsb. Halah... mau untung tapi dengan cara jahat.

Mau nipu kok bodoh... aduhh... parah juga penipu-penipu ini..
Lantas penelepon itu bukannya mendapat transferan uang, justru dapat ceramah dari papa jean.
Jadi dari saat itu sampai sekarang, apabila jean mendapat panggilan masuk dari nomor yang tidak di kenal, jean akan jarang angkat. Kecuali nomor tsb kirim sms sebelumnya kasih tau dia siapa dan dia ada perlu sehingga telp jean.

So friends,, be careful!!!
Jgn memberikan no hp anda sembarangan!
Dan gunakan kecanggihan teknologi dgn bijak ^^v

PERATURAN dibuat UNTUK TITAATI bukan DILANGGAR!!!!

Sedikit bingung dengan manusia yang hidup di sekitar jean. Apakah mereka yang kurang waras atau jean???

Sedikit perenungan, kenapa manusia suka berbuat yang salah dibandingkan mengerjakan yang benar. Bukankah kesalahan itu membawa petaka dan kerugian?? Bukankah apa yang salah tidak pernah membuat orang bahagia??

Contohnya simpel, orang banyak suka menerobos lampu merah. Apalagi saat lampu kuning bukannya mengurangi kecepatan dan hati-hati malah makin ngebut. Padahal beberapa detik setelah lampu kuning sudah lampu merah. Kalau terjadi kecelakaan, siapa yang rugi dan menderita??? Mending kalau kecelakaan Cuma yang menerobos sendiri, lha ini merugikan orang lain...

Contoh lain, kalau di jalan raya yang kecil atau di perumahan suka banyak yang g pakai helm. Apalagi di denpasar kalau ada upacara agama yang umat hindu pakai ikatan kepala / udeng dan banyak yg g pakai helm, padahal udeng bisa dilepas dulu selama di jalan raya dan berkendaraan nanti setelah sampai di pura bisa dipasang. Aspal jalan padahal di jalan manapun sama saja, kalau jatuh bisa membuat orang luka bahkan MATI. Kalau keserempet motor lain, kepala tidak terlindungi, bisa MATI. Bukankah helm dalam aturan berkendaraan fungsinya untuk melindungi kepala. Itulah sebabnya helm kita harus yang standar, karena harus bisa mengamankan kepala. Apalagi banyak yang berjilbab juga tidak pakai helm, alasan karena susah lah, sakit lah, atau karena di denpasar ada kebiasaan yang berkepentingan upacara agama tidak apa-apa tidak pakai helm kalau pakai baju adat. Tapi JALAN RAYA tetap SAMA g perduli kamu sedang pakai jilbab/kopiah, g perduli kamu mau ke gereja/mesjid/pura/klenteng, TETAP SAMA. Kecelakaan itu BISA TERJADI PADA SIAPA SAJA, g pilih-pilih. Walau pun kamu hati-hati di jalan raya, tetap masih bisa terjadi yang kita g inginkan karena kelalaian orang lain bisa menyebabkan kecelakaan bagi kita.

Hal lain, anak kecil dibawah batas umur boleh memiliki SIM sudah bawa motor ngebut di jalan raya. Padahal SIM adalah SURAT IZIN MENGEMUDI yang g punya SIM DILARANG mengemudi. Itu LOGIKAnya. Tapi orang tua anak2 tsb malah g masalah. Kalau anaknya kena tilang polisi yang disalahkan, polisi sengaja cari uang lah apa lah... kalau anaknya nabrak orang trus yg ditabrak masuk RS apalagi sampai ada yang MATI, bukan anaknya yg salah, orang lain yang disalahkan. Pdahal jelas-jelas si anak g punya SIM berarti belum cukup syarat utk mengendarai motor apalagi memang usia baru SD, tinggi aja belum pas, emosi aja g stabil utk berkendaraan di jalan raya.

Banyak hal simpel lain tapi berakibat FATAL yang kita lupa. Entah benar-benar lupa, tidak tau atau pura-pura lupa dan tidak tau. Atau mungkin jean yang sudah tidak waras. Bingung dengan orang-orang INDONESIA yang katanya berbudaya, beretika dan beragama tapi suka tidak menaati aturan.


Note : bukan utk menghina atau menyindir agama tertentu tapi sekedar koreksi untuk diri pribadi.

PERBUATAN YANG MERUGIKAN ORANG LAIN

SEbuah catatan lama yang baru diposting.
-------------------------------------------

Hari ini jean bersyukur bisa belajar banyak. Dari setiap kejadian yang sudah merugikan jean pun jean belajar banyak :D

Tadi waktu kuliah berlangsung, lagi asyik mendengarkan penjelasan dosen dan menikmati hembusan kipas angin, berhubung suhu panas dan ac mati di kelas, tiba-tiba dikagetkan dengan suara pecahan barang yang bukan kaca. Lalu kelas jadi tiba-tiba rame, dari yang awalnya diam. Ternyata seorang teman yang duduk di barisan pertama di depan jean *jean duduk di barisan kedua sendiri, dibawah kipas angin* melemparkan tipe-x alias stipo-nya ke arah teman lain yang duduk di deretan belakang. Ternyata benda yang digunakan untuk menghapus tulisan yang salah itu mengenai kipas angin yang berputar kencang dan lantas pecah. Seperti bom tipe-x, cairan putih tsb langsung muncrat ke bagian bawah kipas angin. Lantas semua yang duduk di area kipas angin kena cairan putih lengket itu, termasuk jean. Jean baru 5 menit kemudian nyadar setelah lama bengong liat teman-teman kok pada ribut dan muka serta baju mereka juga rambut berceceran cairan putih. Eh ternyata jean juga kena. Rompi hitam dan kaos berkerah polo peach jean kena tipe-x juga. Mana rambut jean sampai ke kulit kepala kena putih-putih semua, kek orang ubanan. Lantas semua korban keluar kelas dan ke halaman menuju kran air untuk membersihkan bagian yang bisa dibersihkan. Ada yang mencuci muka sampai gosok-gosok mencoba menghilangkan cairan yang cepat kering tsb. Ada yang mencuci rambut dan bagian baju. Termasuk jean mencoba membersihkan bagian rambut dan rompi.

Waduhh pelajaran berharga hari ini untuk tidak “main sirkus” dalam kelas, karena bisa merugikan orang lain, baik orang lain kena timpuk ataupun cairannya tumpah. Untungnya jean cuek bebek karena mikiran mau rapat dosen. Agak malu sih sehabisnya, karena rapat bareng dosen-dosen rambut jean putih-putih juga baju ikut kena cipratan. Pas pulang baru langsung rendam itu baju-baju semua :(

Hikz.. rompi hitamku satu-satunya setelah hunting toko sekeliling denpasar, g ada yang jual. Mana itu hadiah lagi :( hikkz..... cacat deeh rompiku.. tapi sudah lah.. marah juga g ada gunanya toh g akan buat rompi dan bajuku kembali bersih. Let it pass away aja....

Lagi tadi waktu makan ice cream di Mc Dee, ada 2 orang bapak dan 2 orang anaknya sedang makan dan minum jg. Eh pas mesan minuman ke dua, kedua bapak ini menghidupkan rokok. Jean dan teman-teman yang duduk di meja sebelah mereka bingung. Lha ini ruangan full ac, mana ada boleh ngerokok. Lagian di Mc Dee g ada ruangan area untuk merokok dan memang ada aturan tak tertulis bahwa di Mc Dee g boleh merokok *kalau yang sering makan dan MEMPERHATIKAN juga MAU TAU pasti TAU*

Benar tidak lama setelah itu datang managernya yg on duty dan menegur kedua bapak ini.
“Halo pak, selamat malam. Mohon maaf disini tidak diperkenankan untuk merokok, jadi harap bapak berkenan mematikan rokoknya”
“Kenapa ni?” kata bapak berperawakan besar
“Maaf pak, karena kita disini full AC dan nanti mengganggu custumer lain” ucap manager muda tsb ramah dan sambil terus tersenyum santun.
“tapi gak ada gak tulisannya dilarang merokok” kata si bapak lagi.
“iya pak, belum kita pasang, tapi memang di ruangan berAC dilarang merokok”
“owh keto... sing ade oren.. mana tau kalau gak ada tulisannya” kata bapak yang berperawakan lebih kecil lagi.
“jadi tolong dimatikan ya pak...” ujar sang manager sambil terus bersikap sopan dan santun
“ade asbak ni?” tanya si bapak yg berperawakan besar
“maaf pak, kita tidak menyediakan asbak.”
“owh keto..” lantas mereka berdua mematikan rokok di atas tutup softdrink dari gelas plastik.


Inti pelajaran yg bisa jean ambil dari dua kejadian di atas adalah, setiap tindakan kita berpengaruh bagi orang lain, bisa merugikan, bisa menguntungkan.... Tergantung kita mau memberikan pengaruh yang baik dengan memperhatikan kepentingan bersama atau memikirkan diri sendiri :)

Perempuan Baik & Lelaki Baik

“Gw sih yakin kalau perempuan baik pasti akan mendapatkan laki-laki baik. Itu yang gw percaya!” kalimat yg “nonjok” banget buat jean pribadi.

Lewat percakapan panjang enam mata, dengan dua orang teman baik jean, melewati sore hari yang cerah dan suhu panas kota Denpasar. Setelah bercerita panjang lebar dari topik A sampai Z, bertukar kabar tentang teman-teman seangkatan, sampai cerita tentang homoseksual dan film baru Korea yg jean tonton. kalimat dari Asthie –one of my nice friends- barusan benar-benar terngiang terus buat jean.

Jadi kenapa perempuan-perempuan baik *setidaknya loe ngerasa diri loe baik* harus khawatir akan jodoh atau pasangan hidup mereka???

Seperti yang jean selalu bilang ke hampir semua orang yang sering kali “talk heart to heart” dengan jean, kalau jean yakin & percaya banget, setiap orang itu diciptakan berpasang-pasangan, setiap perempuan memiliki laki-lakinya sendiri, juga sebalinya, seperti orang-orang normal kebanyakan *kecuali homoseksual, para gay & lesbian*. Karena memang Tuhan menciptakan manusia utk memenuhi bumi, caranya dengan berpasangan yang normal, pria dengan wanita. Moyang Adam dan Moyang Hawa pionirnya dan contoh nyata. So why we –all normal women- have to be affraid and worry?? Nothing that we have to worry about our future. Let it be great as it excately time :)

Senang banget mendengar kata-kata Asthie itu.
PEREMPUAN BAIK PASTI BAKAL DAPETIN LAKI-LAKI BAIK.

Berkaca pada diri sendiri dan diri bertiga, kenapa kami harus mempertahankan kondisi sebagai perempuan-perempuan muda yang nggak mau ikut perkembangan jaman yang mulai nyeleneh dan g karu-karuan, yang tetap mempertahankan nilai-nilai & standart tinggi untuk PACARAN BAIK & BENAR di mana jaman masa kini orang-orang punya kesempatan untuk PACARAN BEBAS dan SEMAU GUE...

Bukan karena kita atau jean pribadi munafik, karena memang itu yang seharusnya menjadi standar bagi seorang perempuan diciptakan, untuk menjadi pendamping yang baik bagi laki-laki.

Bukan karena jean terlalu naif atau sok polos, karena itu memang kebenaran yang harus dipertahankan di masa yang makin kacau, dimana kebenaran dan ketidakbenaran menjadi kabur untuk sebagian banyak orang, bahwa segala sesuatu yang diawali dengan proses baik akan menghasilkan hasil yang baik jg. Mana pernah ada proses yang sembarangan, kacau bahkan jelek bisa menghasilkan hasil yang baik. Itu Cuma mimpi yang membuat orang kebanyakan kemudian berakhir pada kekecewaan dan penderitaan akibat kesalahannya sendiri. Kue yang indah bentuknya dan enak aja harus melewati proses pembuatan yang sempurna, apalagi mencari pasangan hidup dan menjalani kehidupan bersama pasangan hidup kita.

Bukan juga karena jean sok alim atau sok bener, atau sok-sok apalah... Tapi karena standart haruslah tetap menjadi standart yang membedakan mana yang terbaik mana yang jelek. Jadi standart haruslah tetap menjadi standart, bukan sekedar cover atau slogan belaka.

Sering kali selama hidup jean 20 tahun ini menemui para perempuan yang kemudian karena banyak alasan tertentu “terpaksa” memilih laki-laki yang tidak baik dan tidak tepat untuknya, kemudian membuat dirinya terpuruk dan terjerumus dalam penderitaan rumah tangga, kehidupan yang bahagia hanya mimpi yang berujung kekecewaan. Jean g mau menambah daftar yang teramat panjang dan menjadi bagian salah satu dari perempuan-perempuan yang “salah pilih”.

Jadi kenapa harus mempercapat proses? Kalau memang proses sekarang harus dilewati. Hidup sendiri dengan berdiri pada kedua tangan dan kaki sendiri, tanpa seorang pacar. I’m single and very happy, seperti lagu yg ngtren belakangan ini.

Jadi kenapa harus khawatir? Seperti yang Asthie jg bilang,- yang selalu jean camkan, ingat juga aminkan-, bahwa Tuhan pasti selalu kasih apa yang kita butuhkan, bukan yang kita inginkan. Karena yang kita butuhkan itu pasti selalu yang terbaik yang kita terima dari Tuhan. Jadi Tuhan tidak pernah memberikan yang buruk bagi anak-anakNya.

“Perempuan baik pasti akan mendapatkan laki-laki baik. Perempuan g baik/g bener ya pasti akan dapat laki-laki yang g bener/g baik jg”

Thanks ya Tie.. loe ngingetin gw buat prinsip hidup penting satu ini :)
Nice to have a good friend like u...

PENGAMEN YG MELECEHKAN SENI

Sebuah cerita lama yang baru diposting.
-------------------------------------------

Malam tadi makan malam bareng kak yuli di lalapan depan toko Imanuel, daerah Simpangan Puputan Renon – Mama Leon Butik. Di pertengahan menikmati lalapan ayam goreng (padahal mau makan gurame ato bebek goreng cuma kepengen ayam yo wes lah,,, besok2 aja gurame sma bebek na :P), ada sepasang pria yang jean sudah tebak “Ni orang berdua pasti mau ngamen.

That’s right. Mereka membuka sesi dengan kata sambutan yang hampir g terdengar kemudian menyanyikan lagu entah berjudul apa, atau karangan sendiri, g jelas, hanya terdengar suara sumbang –yg benar2 g harmonis nadanya- dengan genre g jelas –antara slow dangdut atau tembang melayu-. Selesai lagu sang vocalis yang sekaligus gitaris berkata “terima kasih bapak ibu, kami menerima sumbangan serelanya yang insya allah halal bagi kami. Semoga bapak ibu makan semakin nikmat dengan nyanyian kami.” Lha aku nyeletuk sma kak yuli “gw lebih nikmat makan tanpa dinyanyiin yg g merdu apalagi harus bayar”

Kemudian sang pemain gendang –gendang yg jg buatan sendiri g jelas- kemudian mengedarkan bungkus chiki –kalau g salah liat bungkus lays kuning, maklum g pake kaca mata dan agak gelap soalnya jadi g liat jelas :P tapi gw yakin itu lays, hehehehe- ke arah semua yang lagi makan. Sedikit yang memberi. Jean menghargai usahanya utk mendapatkan penghasilan dengan halal, ya kasih jg serelanya seribu rupiah. Karena kalau ngasih lima ribu, waduh seharga bensin gw seliter pak.. maklum anak kost, belum kerja, g bisa kasih lebih banyak. Kalau gope mah buat parkir ntar :P

Pas lagu kedua dinyanyikan sang pengamen yang mengedarkan bungkus chiki ke jean dan jean memasukkan uang seadanya. “Terima kasih mba. “ “sama-sama mas...” sambil dalam hati “paling bentar lagi nie orang berdua pergi sebelum lagunya selese dinyanyiin” dan jean sempat jg keucap gitu. Eh beneran, habis jean kasih uang , lagu kedua baru mulai malah ngeloyor pergi. Ni orang niat ngamen g sih?? Tapi masih mending dikit dibanding banyak pengamen lain di denpasar. Akhirnya teringat kejadian waktu anak-anak genk emo yg juga ngamen di tempat lalapan lain di daerah Diponegoro setelah Alfa lama.

Lagu g jelas apa, alat musik Cuma krecekan, dandanan emo yg juga lebih mirip kucel dan jorok (bau badan soalnya), emo antara punk antara rock antara dead metal (padahal masing2 menurut gw punya gaya penampilan yg beda yg menjadi ciri khas). Belum selesai satu lagu bahkan baru mulai nyanyi, suara g sama nada dasar apa, udah nyodorin gelas aqua buat tempat uang, trus ngacir pergi. Halah, buat jean itu bukan ngamen tapi minta-minta dengan cara halus dikit dari gepeng/pengemis.

Padahal ada juga pengamen yang rapi, bersih walau gondrong, murah senyum, nyanyi jelas dan bagus suaranya bahkan request dan g marah2 walau kita kasih seadanya. Pernah ada pengamen yang bagus banget jean kasih 5rb dan 10rb (berhubung g ada uang ribuan lebih kecil, masa iya minta kembalian, hahahaha)

Jadi ingat sebelum makan, berdua kak yoan (yoko) nonton di kamar kak yuli film lost in love di teve, sebuah scene di movie itu berlatar belakang prancis, para penyanyi jalanan yang kita kenal dsini pengamen nyanyi dengan celo, biola, gitar bahkan suling. Bagusssssssssssss banget dan suara jg merdu. G kalah deeh sma artis2 besar kalau nyanyi. Dan yang penting mereka nyanyi dari hati, bukan karena syuting film (karena take video jg candid bukan take disengaja).

“Wah.. “ jean sma Yoko serentak bilang trus berpandangan.
“Bagus ya kak..”
“Iya, itu yang namanya beneran ngamen.”
“G kaya di sini. Ngamen g jelas.”
“beda kualitas lah jean.”
Bukan karena jean dan yoko sama-sama suka musik atau karya seni. Itu yang namanya ngamen yang benar-benar ngamen bukan asal-asalan. Nyanyi walau di jalanan apalagi cari duit yang katanya halal harus dengan hati!!!! Bukan asal aja. Kalau hanya nyanyi lalala...lilili... tapi g jelas, itu menghina diri sendiri sebagai seniman dan penyanyi juga menghina karya seni itu sendiri yaitu nyanyian anda....

Pasangan Hidupku....

Setiap orang pasti menginginkan hidup dengan seorang pasangan hidup. Nggak ada orang yang mau hidup sendiri di dunia ini. Karena itulah dulu, pada awalnya Tuhan menciptakan manusia, Tuhan tidak menciptakan manusia seorang diri saja. Tuhan pun menciptakan pasangan bagi Opa Adam dengan mengambil satu dari tulang rusuknya, dan dibagun-Nya seorang perempuan. Jadilah Oma Hawa untuk pasangan yang sepadan bagi Opa Adam, penolong yang sepadan baginya.

Begitu juga dengan aku, dan setiap orang yang lahir di dunia ini. Tuhan sudah menyediakan pasangan yang sepadan untukku. Jadi kenapa harus khawatir lalu menempuh jalan-jalan yang kurang baik? Biarkan semua mengalir sesuai waktuNYA bukan waktuku.. Bukankah Tuhan yang memiliki kuasa akan hidupku, jadi Tuhan pasti akan memberikan yang terbaik bagi anak-anakNYA.

“Tidak baik, kalau manusia itu seorang diri saja, Aku akan menjadikan penolong baginya, yang sepadan dengan dia”
Tuhan mengasihi setiap ciptaanNya, terlebih manusia. Oleh karena itu, setiap perempuan memiliki laki-lakinya, demikian setiap laki-laki memiliki perempuannya. Terlepas dari situasi dan kondisi jaman dimana banyak perempuan atau laki-laki meninggalkan “kodrat” alaminya dan “tersesat”.

Kembali lagi pada persoalan pasangan hidup. Seringkali, banyak jean temui, baik di keluarga besar, teman-teman bahkan kenalan atau cerita orang lain, kalau manusia dibatasi usia, lantas khawatir dan memutuskan menikah “tergesa-gesa”. Alasannya dikejar umur. Takut terlalu tua. Takut jadi perawan/perjaka tua. Nggak enak dengan omongan orang. Dipaksa keluarga. Kejar dateline, dsb.

Kenapa masalah mencari pasangan hidup terkesan begitu sulit dan sukar? Bukankah Tuhan menciptakan manusia itu dengan pasangannya?

Atau, kemudian karena alasan mencari pasangan yang klop, lantas berganti-ganti pacar dengan mudah? Lalu kita sering dengar istilah “player” baik “playboy” atau “playgirl”. Fenomena apa ini yang ada dalam pencarian pasangan hidup?

Kembali ke persoalan pasangan hidupku sendiri... Aku percaya, bahwa JODOH itu di TANGAN MANUSIA bukan di TANGAN TUHAN, karena bukan Tuhan yang memilih, tapi aku yang memiliki hak pilih. IA adalah Tuhan yang demokratis, tidak menguasai pilihan manusia utk memilih siapa yang akan jadi pasangan hidupnya. IA tetap menyediakan pilihan. Tetap pada akhirnya, akulah yang memutuskan.

Tapi untuk memutuskan tidaklah semudah membalikkan telapak tangan, membuka pintu dengan kuncinya atau seperti berjalan ke tempat yang aku sudah tau tujuannya. Memutuskan apakah dia pasangan hidup yang tepat yang disediakan Tuhan untukku, sangat sulit. Lalu bagaimana? Ya bertanyalah pada Si Penyedia. Bukankah yang paling mengetahui siapa yang terbaik bagiku adalah Sang Pencipta? Kenapa aku harus memaksakan kehendakku dengan kekuatanku, bahwa dia harus jadi pendamping hidupku.

------------------
“Tuhan, aku tau Engkau mengasihiku sedemikian besar, hingga rela mati dan menebus dosa-dosaku di kayu salib. Oleh karena itu, Engkau pasti memberikan yang terbaik bagiku, selama aku juga mengusahakan yang terbaik. Bantu aku ya Bapa.. Biarlah semuanya indah pada waktuMU, bukan waktuku. Biarlah semuanya sesuai kehendakMU bukan kehendakku. Karena manusia tidak pernah bisa menyelami pikiran Allah. Bantu aku memilih yang sesuai dengan kehendakMu. Karena Engkau yang paling tau melebihi orang terdekat sekalipun, siapa yang sepadan untukku, siapa yang terbaik untukku, sehingga pada akhirnya hidupku terus menjadi persembahan yang hidup bagiMu.”
------------------

Aku yang memilih, aku yang menentukan. Kehendakku tidak pernah bisa dipaksakan. Bahkan Tuhan memberikanku kehendak yang bebas. Tapi yang perlu aku ingat, apa yang aku pilih, aku juga yang akan menjalani konsekuensi dari pilihanku. Jadi jangan salah memilih, karena kesalahan hanya berbuah penyesalan dan penderitaan. Biar tidak salah pilih, bertanyalah pada Sang Pencipta yang memberikan pilihan dan menyediakan yang terbaik...

Tuhan terkadang bisa mengizinkanku bertemu dengan beberapa orang yang lain, agar aku belajar dan bertumbuh menjadi lebih baik, sampai pada akhirnya, aku bertemu dengan orang yang tepat, pada waktu dan saat yang tepat, tempat yang tepat, untuk tujuan yang tepat sehingga aku memberikan yang terbaik untuk kemuliaan nama Bapa.

Orang Indonesia punya Senyum terindah

Hari selasa kemarin waktu sedang mengendarai motor menuju kawasan BTDC Nusa Dua, untuk mengikuti kegiatan Doa UAS KMBK UNUD di Pantai Nusa Dua, tiba-tiba kak Hanne bilang,
“kemarin gw ada nonton metro tv trus ada tulisan news singkat gt dibawahnya kalau negara yang memiliki senyum terindah adalah orang Indonesia.”

Terus jean tanya, “lha berita apaan kak?”
“Bukan berita, Cuma artikel kya flash ato info baru yang lewat di bagian bawah siaran biasa itu jen.”
Terus jean pikir, kok bisa ya..

Jean lantas ingat, mama selalu bilang kalau orang Indonesia itu dikenal ramah dan murah senyum. Senyum yang bukan paksaan atau ada niatan buruk, tapi benar-benar tulus, karena ramah dan bersahaja. Itu sebabnya orang luar negeri suka datang ke Indonesia.

Lalu kepikiran lagi, apakah sekarang masih seperti itu? Apakah sekarang orang Indonesia masih bisa digolongkan ramah? Jean lantas berdiskusi sama kak Hanne sepanjang perjalanan, dari mengurai fakta kalau orang-orang Indonesia sering dibilang naif karena saking polosnya, sering disalahgunakan kebaikannya sehingga ditipu sama orang-orang asing, dsb.

Kemudian pulang dari Pantai BTDC Nusa Dua, jean dan kak Hanne melanjutkan perjalanan ke daerah tourist resort yang paling padat di Bali, yaitu kawasan Kuta. Kami sengaja parkir di kompleks pertokoan Jalan Raya Pantai Kuta sebelum belokan ke arah Pantai, dengan alasan biar bisa jalan kaki menyusuri kawasan kuta semau hati kami, daripada ribet dengan jalan satu arah yang sering padat dan macet. Sewaktu berjalan menuju arah Discovery Mall, ada turis Taiwan yang berjalan di depan kami kemudian menoleh ke arah jean dan bertanya, “excuse me, do you know where is SOGO?”
Kontan kemudian jean jawab, “Yes, of course I know. Just go straight, through this way, until you find big Mall named Discovery Mall or popular called Centro on the right side. Then just enter it on the first floor, there’s Sogo.”
“How long we can reach it from here?”
“Oh, it’s not too long. Just momentarily.”
“it’s near?”
“Yes.. It’s near by here. You have to walk for a few minutes. About 5 minutes.”
“owh ok. So Sogo is in the first floor?”
“Yes, you’re right. When u find the mall you’ll see Sogo sign board in the first floor.”
“thank you very much”
“You’re welcome”
“Bye..”
Kami sama-sama tersenyum kemudian mereka berdua berbicara heboh dalam bahasa mandarin, yang intinya bilang, “Untung ketemu orang Indonesia yg baik ya.. mereka ramah-ramah dan baik hati. Coba kalau kita malu bertanya bisa sesat tadinya.”
Jean yang berjalan di belakang mereka dan mengengarkan hal tsb hanya senyum-senyum aja.

Baru keingat kata-kata kak hanne tadi sore. Jadi ingat jg kalau jean g senyum sebelumnya saat mereka liat-liat jean, pasti mereka g akan berani tanya. Karena di situ banyak bule-bule atau orang Indonesia lainnya lewat dgn tidak memperdulikan orang lain, cuek bebek *bebek aja ampe kalah*, entah di jalan itu ada orang yang kesulitan, pada g mau tau... loe ya loe, gw ya gw..

Jadi kalau kamu merasa orang Indonesia, biasakanlah tersenyum dari hati. Karena harusnya bagi orang Indonesia tersenyum sama dengan bernafas... sesering kita bernafas sesering itu pula kita harus tersenyum tulus. Tandanya kamu memang orang Indonesia yang penuh keramah-tamahan dan sopan santun :)

Musik dalam Gereja (Specially for Christian)

Musik rohani atau musik khusus gereja, sering kali hanya dirasakan bahkan tak jarang dianggap sebagai sesuatu yang biasa, sekedar pelengkap, sehingga lantas, tak jarang orang yang memainkan musik itu sendiri juga megabaikan nilai-nilai keagungannya.

Sabtu malam *malam minggu* jam 7 malam waktu Denpasar dilangsungkan ibadah Pemuda GKI Denpasar dengan Bapak Pdt E. Hosea Abdi Widhyadi *dari GKI Jemursari,Jatim*. Beliau adalah pendeta yang bertahun-tahun *bahkan puluhan tahun* menjadi pendeta mahasiswa & sekaligus pendeta musik. Jadi jangan heran kalau di setiap ibadah yang dipimpin oleh beliau, pasti beliau akan mengalunkan lagu-lagu *khususnya lagu ciptaan beliau sendiri* maupun mengalunkan suara saksofon-nya.

Ingat kenangan pertama kali melayani dengan beliau adalah saat konfrensi Stop Global Warming & Climate Change di Bali beberapa tahun lalu, kami dari GKI Denpasar mengisi lagu-lagu pujian *bersama dari gereja2 lain di Bali*. Beliau adalah seorang pendeta yang tidak hanya total dalam pekabaran injil tapi juga dalam bermusik. Awalnya jean menganggap musik sekedar hobby beliau *saat itu jean belum ngeh kalau status beliau adalah pendeta musik*

Kemudian terakhir kali *semoga bukan benar-benar yang terakhir* adalah saat ibadah minggu tgl 7 Juni lalu, jean dan kak Charni menjadi pemandu lagu tidak hanya diiringi oleh piano tapi juga oleh permainan saksofon beliau selama ibadah minggu sore.

Kembali ke ibadah pemuda GKI Denpasar tgl 13 Juni 2009 kemarin, beliau mengakatakan bahwa musik dalam gereja sama pentingnya dengan khotbah firman Tuhan. Jean lantas bingung. Maksud pak Abdi apa ya? Kemudian jean berpikir, iya benar juga, komposisi musik dalam ibadah minggu hampir 70% dari keseluruhan tata ibadah. Lagu-lagu pujian & penyembahan yang dinyanyikan adalah musik. Tapi satu hal yang disoroti pak Abdi yang sering kali terlupakan adalah, saat kita bermain musik di gereja, saat menyanyikan lagu ibadah, apakah semuanya benar-benar kita lakukan dengan segenap hati, dan kita “melarutkan diri” atau “meleburkan diri” atau “menyatukan diri” bersama musik dan nyanyian kita? Atau hanya kita anggap sekedar pelengkap? Sekedar pengantar sebelum khotbah, sekedar respon, atau sekedar eksistensi talenta pribadi?

Salah satu contoh dimana kita kurang menempatkan musik pada tempatnya yang agung dengan sama posisinya dengan khotbah adalah, saat memainkan musik, apakah kita memainkan musik dengan seharusnya, atau menyanyikan kidung pujian sebagaimana seharusnya seperti lagu & musik tersebut di komposisikan oleh komposernya? Lalu jean me-review ke ibadah2 minggu, ya.. banyak jemaat yang hanya “sekedar bernyanyi” bahkan penatalayan pun baik pemusik dan pemandu lagu membawakan musik ibadah di gereja sesuai gaya masing-masing, padahal setiap kidung sudah ada ciri khasnya sendiri, misalnya negro spiritual, american spiritual, dsb. Itulah mengapa gereja-gereja di amerika dan eropa yang diperbolehkan menjadi pemusik di gereja adalah orang yang benar-benar mengerti dan belajar musik tidak hanya secara otodidak. Sehingga orang tersebut, yang seharusnya turut melebur dalam musiknya, membawakan musik & lagu selayaknya sebagaimana musik & lagu tsb harus dimainkan, bisa membuat TUHAN tersenyum, bukan sebagai eksistensi diri.

Kalau diperhatikan, setiap musik gereja, lagu maupun hanya alunan melodi, memiliki keterwakilan pesan yang ingin disampaikan, sebuah keinginan/harapan, sebuah seruan, sebuah pengharapan, isi hati yang ingin dikeluarkan, sebuah doa kepada Khalik Semesta. Jadi seharusnyalah musik gereja itu benar-benar dilantunkan sebagaimana seharusnya, agar turut mengagungkan Kristus dalam ibadah. Ini yang sering kali terlupakan.

Lalu jean mengingat-ingat. Sewaktu jean di Palangkara, bergereja di GKE misalnya *Gereja Kalimantan Evangelist*, ada beberapa gereja yang memperlakukan musik seadanya, sebagian besar lagu yang dimainkan dari Kidung Jemaat sama, datar, serupa, hambar, bahkan seringkali lagu yang dinyanyikan tidak sesuai ketukan/tempo/dinamika. Seringkali hanya sekedar pelengkap ibadah, respon, pengantar, bukan turut menjadi bagian penting dalam ibadah. Padahal para pemazmur membawakan musik dalam ibadah dengan keagungan agar turut mengagungkan sang Pencipta, Yahwe, Tuhan Allah Semesta.

Berbeda dengan Gereja-gereja Kharismatik atau Injili lainnya, misalnya gereja-gereja Bethel, dimana pemusik juga pemandu lagu “Hidup” dalam musik yang mereka mainkan. Benar-benar “melebur” dalam apresiasi dan ekspresi mereka. Ini yang sering kali terlupakan, bahwa musik juga bisa menjadi sarana doa. Penghayatan dan ekspresi juga apresiasi terhadap musik terlebih dalam Gereja sangat penting. Bukankah musik adalah ciptaan Tuhan yang juga indah. Tuhan pasti ingin anak-anakNya turut memuliakan Dia melalui musik yang juga adalah anugerah & ciptaanNya.

--------------
“Mampirlah, dengar doaku, Yesus Penebus.. Orang lain Kau hampiri, jangan jalan t’rus... Yesus, Tuhan, dengar doaku.. Orang lain Kau hampiri, jangan jalan t’rus.”
-------------

Kidung Jemaat No.26 ini contohnya, mengandung doa permohonan kepada Tuhan Yesus. Jadi marilah kita menyanyi dan bermusik dengan selayaknya, sebagai persembahan dan pujian kepada Tuhan, bukan sekedar pelengkap ibadah maupun sekedar ritual agamawi. Biarlah kita bermusik dan bernyanyi dengan hati yang mengagungkan DIA, Sang Pencipta :)

Kasih yang Memberi dalam kekurangan

Ada seorang ibu tua yang sehari-harinya berjualan krupuk. Beliau tinggal di rumah kecil *entah itu pantas disebut rumah, gubuk atau sekedar bagunan kotak yang amat sangat sederhana*. Hidup sendiri di tengah hiruk pikuk dan kepadatan kota Denpasar. Namun, senyum beliau dalam wajahnya yang sudah lelah dan berkeriput karena usianya yang tak lagi muda, tidak pernah hilang. Setidaknya, setiap kali jean bertemu dan bersalaman dengan ibu ini setiap minggu, selalu yang ada di wajahnya hanya senyum bahagia.

Dalam kesendiriannya, ibu ini tidak diam lalu merana. Ia tetap bahagia. Berusaha keras untuk menghidupi dirinya sendiri, walau hanya dengan berjualan krupuk. Tak pernah ada garis-garis khawatir dalam wajah ibu. Tak pernah ada tatapan kosong atau ketakutan atau tatapan bingung dan sedih dalam menghadapi kehidupannya. Setidaknya, setiap kali jean bertemu ibu ini, yang ada hanya tatapan kasih.

Walau kadang jean kurang bisa mengerti apa yang ibu ini coba sampaikan, walau pertemuan kami singkat dan tak pernah bicara panjang lebar, tapi setiap pertemuan memberikan arti dan kesan, bahwa hidup itu terlalu indah untuk dilewatkan dengan sia-sia. Bahwa hidup itu adalah saling mengasihi, dan bahwa mengasihi itu adalah memberi walau dalam kekurangan.

Pertama bertemu ibu ini adalah saat jean masih beribadah di GKI Denpasar yang masih bertempat di gedung lama, di depan gereja Katedral Roh Kudus Denpasar, di ruko lantai dua itu. Setiap hari minggu, jean bingung, sebelum naik tangga menuju gereja, selalu banyak kantung plastik berwarna merah berisi krupuk. Begitu setiap minggu jean perhatikan. Sampai pada suatu hari, jean baru sadar, kalau ternyata krupuk itu adalah jualan seorang ibu tua yang juga jemaat GKI Denpasar. Jean hari itu baru sadar, karena setelah ibadah pagi di suatu hari minggu tahun 2007, jean melihat ibu ini langsung menjajakan jualannya di depan ruko. Maklum waktu itu karena baru-baru di Bali dan kegiatan kampus padat dalam penerimaan mahasiswa baru, jean terpaksa sering ibadah sore dan ibadah pagi kalau pagi minggu tidak ada kegiatan kampus, sedangkan ibu ini selalu ibadah pagi *kecuali ada ibadah tertentu yang hanya sore hari*.

Tak pernah lama jualan ibu ini yang hanya krupuk, habis. Senang rasanya melihat ibu ini selalu tersenyum. Akhirnya minggu berikutnya jean berusaha benar bisa ibadah pagi. Setelah ibadah, lagi jean melihat ibu ini berjualan krupuk. Jean lantas membeli satu kantung plastik sedang. Dan lagi,dari senyum ibu ini benar-benar membuat jean bersyukur bisa mengenal beliau. Senyum yang benar-benar tulus dan apa adanya, dari seorang ibu tua yang sederhana.

Lalu, senin minggu lalu, tanggal 8 Juni 2009, setelah kami menempati gedung Gereja baru yang tak jauh dari lapangan Renon dan monumen rakyat Bajra Sandhi, ibu ini juga hadir dalam ibadah peneguhan pendeta baru GKI, Bapak Pdt. Himawan Djaja Hendra. Setelah ibadah selesai dan rangkaian acara peneguhan pendeta juga selesai, ada perjamuan kasih dengan makan-makan bersama seluruh jemaat yang hadir saat itu. Pada saat jean mau mengambil nasi kotak *biasanya prasmanan lho.. hehehe*, ice cream dan makanan yang lezat itu semuanya, ibu ini juga memberikan krupuk jualannya satu per satu ke seluruh jemaat yang hadir. Beliau berkeliling menaruh satu bungkus krupuk di setiap kotak makanan jemaat. Jean yang masih menunggu giliran dengan makan es putar terlebih dahulu, kagum dengan ibu ini. Beliau memberi dalam kekurangannya. Beliau memberi karena turut bersukacita terlebih atas peneguhan pendeta baru gereja kami.

Sampai pada akhirnya giliran jean mengambil nasi kotak yang ukurannya cukup besar itu, ibu ini menghampiri jean dan menaruh sebungkus krupuk di atas kotak makanan jean. Jean yang saat itu hampir menangis karena ketulusan beliau, berusaha sekuat tenaga untuk tidak menangis dan bilang “terima kasih banyak bu.. Tuhan Yesus memberkati ibu”. Beliau lantas menjawab, “sama-sama” dengan suaranya yang lirih sambil mengangguk dan beralih ke jemaat lain, kembali membagikan krupuknya.
--------------
“Karena yang terkecil diantara kamu sekalian, dialah yang terbesar. (Lukas 9 : 48)
--------------
Ibu ini, yang bukan orang kaya, yang jarang diperhatikan atau jarang menjadi perhatian sebagian besar orang, justru bisa memberi dalam kekurangannya. Sedangkan, kita *termasuk jean* yang dalam kondisi kecukupan bahkan kelebihan, belum tentu bisa memberi dengan tulus. Siapa bilang manusia “kecil” tidak berarti? Justru buat jean ibu ini berarti. Ibu ini mengajarkan untuk memberi apa yang bisa kita beri selama kita hidup, dalam hal apapun dalam bentuk apapun, dengan tulus dan penuh ucapan syukur tentunya.

--------------
“Sebab ketika Aku LAPAR, kamu memberi Aku makan; ketika Aku haus, kamu memberi Aku minum; ketika Aku seorang asing, kamu memberi Aku tumpangan; ketika Aku telanjang, kamu memberi Aku pakaian; ketika Aku sakit, kamu melawat Aku; ketika Aku di dalam penjara, kamu mengunjungi Aku. Maka orang-orang benar itu akan menjawab Dia, katanya: Tuhan, bilamanakah kami melihat Engkau LAPAR dan kami memberi Engkau makan, atau haus dan kami memberi Engkau minum? Bilamanakah kami melihat Engkau sebagai orang asing, dan kami memberi Engkau tumpangan, atau telanjang dan kami memberi Engkau pakaian? Bilamanakah kami melihat Engkau sakit atau dalam penjara dan kami mengunjungi Engkau? Dan Raja itu akan menjawab mereka: Aku berkata kepadamu, sesungguhnya segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku.” (Matius 25 : 35 – 40)
--------------

Ingat satu khotbah yang disampaikan oleh Pdt Kuntadi Sumadikarya, bahwa orang yang memberikan Tuhan Yesus makan adalah orang-orang yang memberi makan siapa yang lapar, termasuk ibu-ibu di rumah yang menyediakan makanan untuk keluarganya, termasuk ibu tua ini yang memberikan sebungkus krupuk untuk tiap orang.

Tuhan Yesus senantiasa memberkati ibu...

Kisah tentang Datu Raban

Datu Raban dulu tinggal dan membesarkan kedua putranya di tana Kanarakan - Tangkiling dan tinggal bersama putra keduanya (maaf lupa namanya, jean sering meanggil beliau dgn sebutan Bue Kanarakan :P). Saat beranjak tua dan sering sakit karena usianya yg sudah berumur, Datu Raban mulai renta dan dipindahkan ke tempat anak tertua yaitu Bue Encon (Bue Tewah) di Tewah, Gunung Mas dengan maksud di Tewah tidak hanya anak dan menantunya yg ikut merawat –berhubung di Kanarakan hanya putra dan menantunya yg merawat-, serta juga menemani beliau di masa tuanya ada cucu-cucu beliau –saudara-saudara mamah yg tinggal di Tewah-. Sebelum menuju Tewah, berhubung kondisi beliau yang sakit kurang baik di bawa lewat jalur transportasi sungai kala itu (maklum darat belum tersedia dan hanya ada sungai jg udara), Datu Raban sempat tinggal beberapa bulan bersama keluarga jean di Pahandut, Palangkaraya. Kesempatan inilah yg jean syukuri hingga sekarang. Beliau memberikan teladan besar bagi jean.

Entah apa pekerjaan Datu Raban yg sebenarnya, namun yg pasti beliau bukan seorang pejabat tinggi negara, bukan pegawai negeri jg bukan pengusaha. Beliau sepertinya hanya seorang petani atau nelayan yang mengusahakan alam. Entahlah..., latar belakang pekerjaan beliau kurang jean selidiki dengan dalam, berhubung beda generasi kami begitu jauh dan jean masih belum sempat menelusurinya. Begitu pula halnya dengan latar belakang pendidikan beliau. Namun, terlepas dari beliau pernah mengenyam pendidikan di bangku sekolah atau tidak, Datu Raban adalah orang yg terdidik, yang hidup dalam jati diri seorang DAYAK yg kuat dan bermartabat.

Berperawakan kecil mungil, dengan mata yg masih sehat hingga usia terakhirnya sekitar seratus tahun lebih (menurut pengakuan beliau- karena tidak pernah ditemukan dokumen akta kelahiran beliau-jg menurut perkiraan dimana anak tertua beliau pada masa akhir hidup beliau sudah berumur 70an tahun), rambut yang putih mengkilat hinga ke alis dan bulu tanggan, hanya bulu mata yg terlihat masih hitam, dgn jalan dan cara berdiri yg masih tegap, hanya ingatan beliau yg kurang baik di masa-masa terakhir hidupnya. Namun tak menjadi soal, suatu kewajaran bagi orang yg sudah tua dan renta apabila mengidap penyakit pikun.

Baliau dengan matanya yg indah dan bulat kecil khas dayak sll memandang orang lain dengan ramah. Dulu kala, saat jean masih kecil (SD Sekitar kelas 1-3) datu Raban selalu bilang pada jean pada setiap kesempatan kami duduk berdua, "orang Dayak kalau melihat orang lain harus dengan tatapan ramah, karena itulah orang Dayak, orang yg bersahabat." Hal tsb beliau ungkapkan kala jean dari kecil memang sll cenderung menatap org dengan tatapan tajam dan jutek (maklum karakter kolerik dan melankolis :P)

Pada kesempatan lain Daru Raban jg sering bilang, "Orang Dayak itu Baik, Sopan dan menjujung tinggi keramah-tamahan. Bukan berarti kita ramah lantas lemah, tapi kita orang yg kuat karena itu kita jg ramah dan sopan santun serta menjunjung etika." Hal tsb beliau ungkap saat jean dengan jutek menjawab telp rumah yg masuk dari seorang teman yg sengaja mengerjai jean (maklum masa-masa ABG. hehehehhe :P)

Datu Raban jg sering menceritakan cerita2 rakyat, legenda2 orang Dayak, jg tentang keyakinan yg dipeluknya -berhubung beliau kalau tidak salah bakas ungkup-. Sering jg beliau menyanyikan jean lagu2 karungut maupun lagu2 yg jean tidak pernah bisa mengerti sampai sekarang yg dinyanyikan dalam bhs jepang dgn suaranya yg lirih. Namun beliau adalah Datu yg terdekat dari generasi tertua pihak keluarga ayah mama. Yg jean paling ingat adalah perkataan Datu Raban bahwa orang Dayak adalah pemberani, pantang menyerah, gigih dan selalu saling membantu. Lantas setelah itu beliau meminta jean menyanyikan lagu Isen Mulang.

Datu Raban selalu mengutamakan kebersamaan keluarga. Tidak mau makan kala tidak bersama2 anak cucunya di meja makan (setidaknya itu yg jean sempat ingat selama kebersamaan kami yg cukup tingkat). Makan makanan sederhana dan harus khas makanan lokal. Tidak cocok dengan lidah modern, begitu pengakuan beliau saat jean tanya kenapa tidak suka makanan fried chicken atau chinese food. “Singkah umbut, Juhu Kalakai, Juhu Dawen Jawau, Juhu Dawen Taya tuntang Kandas laok sarai kea je paling mangat nah esu!” Begitu jawaban polos Datu Raban. “Ela dia bingat nenga isut kecap, pasti lawan kuman tatum tuh.” Datu Raban juga memiliki kebiasaan unik, mengecap tambakau jawa. “Mili akangkuh tambaku jawa tuntang karatas ruku nah esu... mangat kea angat kicuk tuh isut...” hingga kalau jean bersama beliau selalu membantu menggulungkan tembakau dalam kertas rokok khusus, dan senyum beliau serta ucapan terima kasih pasti jean terima kemudian.

“Oloh bawi harus harati tuntang barasih.” Pesan beliau kala jean diomeli mamah atau papah karena malas menyapu rumah atau mencuci piring, “Oloh hatue harus harati kea tuntang dia pamikeh.” Beliau jg berkata demikian saat adik jean malas membantu merapikan tempat tidur atau takut turun ke lantai bawah (lantai 1) utk pipis pada malam hari (saat itu rumah jean bertingkat 2. Semua kamar tidur dan dapur di lantai 2 jg sekaligus kolam penampungan air serta teras di kiri dan kanan, sedangkan ruang tamu dan beberapa kamar lainnya jg semua kamar mandi yg tersedia di rumah itu ada di lantai 1- maklum rumah peninggalan belanda yg g jelas, hehehhe-)

Kala jean dan adik jean malas makan, Datu Raban akan bercerita tentang “Kambe Masak Manta” dimana “Kambe” atau hantu akan takut dengan anak-anak yg “masak” atau sudah makan dan perutnya terisi. Sedangkan anak-anak yang “manta” atau perutnya kosong akan diculik hantu. Hal ini pasti membuat jean dan adik jean bersemangat makan. Hehehhe...

Datu Raban jg sering cerita tentang kegiatan beliau masuk hutan mencari kayu bakar utk perapian dan memasak, mengayuh sampan menelusuri sungai dan bertani. Beliau mengatakan kalau “oloh Dayak” adalah orang-orang yang kaya akan hasil alam, namun tidak boleh manja, karena rejeki tidak akan datang kalau tidak diusahakan. “Hattala manenga tuntang manyadia, itah hindai je manggau. En tau bari jadi sadia into tudung, dia bara behas? Bara kueh behas amun dia kana gawi tana te tuntang ma’imbul’ah helu?”

Beliau jg rajin ke gereja, rajin menonton berita dari pada acara-acara yang menurut beliau hanya membuang waktu dan tenaga, seperti mengkritik beberapa keluarga jean yg hobi begadang nonton bola, “Kuangkuh nah mameh oloh are je hadari manyasah ije bola kilau kau. Mampauyuh arep’ah ih.. sama ih kilau je manuntun’ah kau, sampai handak dia batiruh jadi kagantung alem kutuh nyamah hanjewu kareh, te bagawi kare ka sakula mangantuk tuntang daras malalap.”

Pesan beliau terakhir yg sempat jean dapat sebelum kemudian jean berpisah utk selamanya dengan beliau saat jean masih duduk di bangku sekolah dasar sekitar Februari 2000. “Oloh Dayak te jatun utus`ah bakulas. Uras taliau tatum bihin harati, tambim, buem urah kea harati. Kalute kea ketun je masih tabela harus harati.”

Kini sudah 7 tahun Datu Raban berpulang ke Rumah Bapa di Sorga. Beliau boleh sudah tidak ada, tapi pesan-pesan beliau masih akan terus ada, sepanjang anak cucunya meneruskan teladan beliau. Terima kasih Tuhan atas keberadaan almarhum Datu Raban walau kebersamaan jean hanya singkat dan beberapa tahun saja. Terima kasih Tuhan mengizinkan jean meneladani dan belajar dari teladan beliau.

Hidup adalah Pilihan

Hidup adalah pilihan. Mau menjalani hidup dan menang atasnya atau kalah dalam perjuangan dan menjadi seorang pecundang.

Hidup bukan sungai yang mengalir, tapi hidup adalah arus yang harus dilalui. Ikan yang hidup melawan arus, hanya ikan yang mati yang mengikuti arus.

Kehidupan adalah multi kompleks. Kehidupan bukan hanya saya, dia yang saya cintai, atau sebatas ruang lingkup keluarga. Tapi kehidupan adalah setiap hal dari yang terbesar sampai yang terkecil yang saya punya, termasuk orang di jalan yang saya temui setiap hari.

Hidup adalah pilihan. Memilih untuk menjalani proses dengan baik walau terkadang menyakitkan, namun berujung kebaikan. Atau memilih proses instan yang kelihatannya gampang dan nikmat, lantas berujung pada penderitaan seumur hidup hingga akhirat.

Hidup adalah pilihan dan Tuhan yang maha kuasa dan maha adil memberikan pilihan bebas kepada para aktor kehidupan. Manusia lahir dengak kehendak bebas untuk memilih dan Tuhan memilih untuk tidak mengatur kehendak manusia. *Itulah kenapa manusia bisa jatuh dalam dosa*

Pilihan ada dalam tangan manusia itu sendiri. Di dalam tanganku, bukan tangan orang lain.

Seperti seorang ibu yang sedang mengandung yang memiliki pilihan untuk terus mempertahankan anaknya dalam kondisi hidupnya yang sulit ataukah menggugurkan kandungannya/aborsi dan memilih menjalani hidup sendiri dengan alasan anak yang dikandung tidak berdosa dan tak layak hidup menderita. Anak itu lebih baik tidak dilahirkan kalau ia lahir hanya untuk menderita dan menambah penderitaan. Bukan, bukan begitu. Tuhan tidak pernah menciptakan kehiduapan dengan salah. Manusia yang menjalani dan menjadi pelaku dari kehidupan itulah yang salah. Salah karena melakukan kesalahan, sesuatu yang belum saatnya.

Sama seperti setiap pagi kita bangun pagi dan menghirup udara segar dan sinar matahari. Adalah pilihan saat kita mau bangun dan beraktivitas atau justru meringkuk lebih dalam dan hangat di dalam selimut dan kasur yang empuk. Pilihan untuk menjalani hidup yang sehat dan positif, bergaul dengan lingkungan positif, berpikir positif, atau justru memilih untuk merusak hidup dengan semua hal-hal negatif yang terasa nikmat pada awalnya.

*JANGAN LUPA BAWA UANG RECEH* - Tips belanja di mini/super/hyper market di Denpasar -

Pengalaman langsung, bukan sekedar gosip atau tulisan yg bermaksud untuk menyudutkan atau merugikan pihak manapun. Tapi tulisan ini sekedar share dan pembelajaran juga koreksi bersama.

Jean bisa dikatakan pelanggan sejati beberapa brand mini market, super market, hingga hyper market, dari mini market 24 jam “Mini Mart”, “Circle K” atau kerennya “CK”, sampai Alfa, Hero, Robinson supermarket, HyperMart dan Carrefour. Mau bagaimana lagi toh kehidupan mahasiswi dan anak kost tidak lepas dari toko-toko ini, karena harganya yg lebih murah dibandingkan dari warung-warung klontong atau toko-toko rumahan lainnya.

Pengalaman yg sering kali jean alami adalah uang kembalian yg dikembalikan dengan permen atau harga di charge tidak sesuai dengan label yg tertera. Malam ini baru aja jean, utk yg kesekian ratus kali, mengalami hal tsb.

Di bandara kedatangan internasional, menunggu kedatangan seorang teman dari luar negeri, jean membeli minuman botol/air mineral dingin di Circle K. Beruntung tahun ini mini market 24 jam ini buka di bandara Internasional Ngurah Ray, Kuta, Badung. Mini market yg cabangnya sudah lebih dari 100 di denpasar dan sekitarnya ini ternyata “sedikit” menerapkan trik marketing seperti supermarket Robinson dan Ramayana, dimana kembalian Rp.500,- dikasih permen mint 2 biji.

Selain itu, jean hapal betul Aqua botol dingin harganya Rp. 2.000.- per botol tanggung dan Netsle Air Mineral seharga Rp. 2.500,- per botol tanggung. Label yang tertera sama dengan harga yg jean ingat. Pada saat bayar di kasir, jean malah di charge Rp. 3.500,-. Jean cukup kaget dan spontan minta kasir yg in charge saat itu utk melihat belanjaan jean.

“Mas, g salah nih??Kan Cuma netsle air mineral harganya 2500. Coba di cek lagi mas...”
“Soalnya dingin mba dan kena pajak. Gimana jadi?” jean lantas berpikir apa karena ini di bandara?! Tapi kemarin-kemarin waktu ke bandara jemput tamu asing juga sama aja harganya.
Jean malas ribut yo wes bayar aja. Kebetulan uang jean Rp. 100.000,- *barusan dari ATM dan pecahannya g ada yg dibawah 100ribu utk bank rekening jean* eh kasirnya becanda nyeletuk lagi
“G ada uang kecil mba?”
“G ada mas, itu uang saya yg paling kecil!” dengan wajah datar aja jean jawab.
“Ada 2500?”
“mas akan kasih kembalian ke saya Rp.46.500 kan? Ato harganya balik jadi Rp. 2500?”
Akhirnya dengan jutek kasir tersebut memberikan kembalian ke jean dengan jumlah Rp.46.000,- dan dua perment mint sambil bilang,
“maaf mba lima ratusnya permen”
Jean udah sering dibegitukan, ya udah berlalu aja meninggalkan permen tsb. Toh jean g suka, ngerusak gigi, gigi jean pasti ngilu kalau makan perment itu, lagipula bahan kandungan perment tsb jg g jelas. Yo wes.. jean keluar dengan perasaan kesal walau g lupa bilang terima kasih dan tersenyum.

Trus pulangnya jean mampir di CK lagi utk beli minuman dingin, kebetulan habis beli nasi bungkus, berhubung malas makan di bandara. Sudah melewati beberapa counter CK yang sering memberikan pengalaman buruk, jean lantas mampir di CK waturenggong dekat lampu merah. Beli NU GREEN TEA less sugar yg harganya biasa Rp. 4.500,-. Karena jean tau pasti 500 dikasih perment, jean lantas ngambil snack coklat MIO FULLO yg di label tertera Rp. 500.- sementara Richies Nabati, Momogi, Chocolatos dll harganya naik 100% alias jadi dua kali lipatnya. Jean sudah menghitung total jajan jean Rp. 5000,-. Eh malah di kasir Rp. 5.300,-. Lho mio fullonya Rp. 800???? Uang jean kebetulan Rp. 20.000,- dan dikasih kembalian Rp. 17.500 plus permen alpenlibe stroberi dua dimana seharusnya Rp. 14. 700,-. Lha ini counter biasa g ada Rp.500,- eh ini ada, dan malah dua ratus yg dikasih permen. Padahal jean ada 300 perak di dompet tapi keburu illfill sekalian ngetes ni perusahaan, ternyata sama aja “menipu secara halus kepada konsumen”. Malas berkomentar dengan kasirnya jean Cuma bilang terima kasih dan senyum. Lantas langsung pergi.

Jadi ingat waktu Ibadah pemuda hari sabtu lalu, jean dan kak hanne mampir di CK renon arah ke pantai sanur sebelum Resto Bendega. Membeli Susu Ultra seharga Rp. 4.500.- dua pax dan NU Green Less Sugar tea Rp. 4.500 satu botol, totalnya Rp. 13.500,- dan kejadian sama, 500 perak dikasih perment mint hijau itu dua pcs. Jean saking sebalnya bilang, “mas nanti kalau saya belanja disini g ada 500 bisa bayar pake permen?”
Kasirnya jawab, “Oh boleh mba, kalau sama saya boleh-boleh aja.” Trus malamnya jean sengaja pergi sendiri ke counter yg sama *berhubung haus dan gerah* dan jean masih mengantungi permen yang sma. Belanja NU GREEN TEA LESS SUGAR seharga Rp. 4.500,- dan jean membayar Rp. 5.000,- beserta dua perment mint hijau. Untung kasir masih sama dan dia tau banget jean suka mampir disitu *hampir tiap hari*, dan jean tanpa ngomong apa-apa menyodorkan uang beserta permen tsb. Kasirnya dengan senyum ngeliat jean. Karena gerakan kasir ini lambat, jean lantas ngomong, “kan tadi mas yang bilang boleh bayar balik pake permentnya” akhirnya jean dikasih kembalian Rp. 1000,-. Dengan mengucapkan terima kasih sambil senyum jean lantas pergi keluar dari counter dan ke parkiran trus pulang.

Jadi ingat juga pengalaman seru kenalan dengan manager makanan product kemasan jadi hypermart Bali di Mall Bali Galery. Ceritanya jean yang sebelum training selalu nonton di 21 Mall Bali galery dan selalu beli cemilan jg minuman di hypermart. Sering sekali semenjak pertama jean belanja di sana, jarang dikasih kembalian uang receh. Mulai dari kembalian Rp. 200 perak sampai terakhir yang bikin jean sebal saat belanja Rp. 800 perak g dikembalikan dengan alasan g ada pecahan. Akhirnya di tempat penitipan barang ada kotak saran dan jean tulis saran beserta kritik di kertas yg sudah disediakan. Mba yang jaga bilang gini “Smoga mba dapat merchandise nanti ya” sambil senyum. Jean Cuma senyum dan balas, “saya g perlu merchindise-nya mba, kritik dan saran saya diterima aja sukur”.

Kemudian dua minggu berselang jean di telp oleh salah satu managernya. Mengajak ketemuan, meminta bertukar ide dan share juga mau memberikan ucapan terima kasih dan kenang-kenangan. Sebulan jean cuekin karena benar-benar sibuk. Akhirnya sekaligus pulang magang nganterin teman-teman shopping di Mall Bali Galery Simpang Siur, jean telp manager tsb dan bilang mau kesana. Lantas kita berdua ketemu di Cafetaria. Si Pak Manager ini cerita kalau rekan-rekan manager lainnya sungkan dan agak sedikit gimana gt (ada yg takut, ada yg malas, ada yg cuek) untuk menanggapi saran dan kritik. Ya jean bilang aja, kalau sudah berani kasih form kritik dan saran harus berani utk menghadapi tanggapan dari pelanggan. Lalu beliau seolah-olah mengetes jean tentang apa yg jean tulis. Ya pastilah jean ingat, wong jean tulis sendiri dengan sadar, bahkan jean ceritakan runtutan kejadiannya.

Dan beliau kaget jean masih ingat dan jean bukan Cuma mengkritik hypermart saja, tapi hampir semua. Jean bilang aja begini “ Pak, kalau g ada 100 perak, duit sejuta g akan bisa jadi sejuta. Di tempat saya walau Cuma kota kecil, Cuma ada minimarket, 5 rupiah aja dulu pernah dikembalikan bahkan terakhir 25rupiah aja masih ada. Nih saya masih simpan kembaliannya. Bank kan banyak pak, pasar jg banyak utk perputaran yang receh, kenapa harus jadi alasan g ada uang receh. Saya begini bukan sok pelit atau miskin atau gimana, karena ini uang hasil kerja keras keringat orang tua saya dan saya g mau walau Cuma 500 rupiah terbuang sia-sia. Ngemis aja belum tentu dapat pak.” Beliau yg terus-terus senyum mengiyakan aja kata-kata jean sambil bilang beginilah kalau di bali yg g ada angkutan umum jadi perputaran uang receh sulit. Jean sih cuek-cuek aja, toh buat jean itu bukan alasan. Karena memang di kota-kota besar hal ini sudah jadi trik marketing *ampe masuk investigasi di teve*. Padahal kepuasan konsumen harus diutamakan. Akhirnya jean menerima ucapan terimakasih dan si Bapak salut dengan jean. Bukan merasa bangga, jean merasa miris, ternyata hypermart di Bali ikut permainan yg sama seperti usaha sejenis yang kelas “ece-ece” demikian jg circle K yang melakukan hal sama. Padahal mereka brand besar, tapi melakukan “penipuan halus” dengan cara yg kurang baik.

Sama kalau belanja di supermarket di departement store seperti Ramayana dan Robinson, pasti dikasih kembalian utk uang recehan adalah perment minta yang bentuknya love berwarna putih bungkus plastik pink dan rasanya mint. Dibawah 1000 pasti dikasih permen.

Kalau dihitung-hitung berapa total profit mereka dari pengembalian uang receh yg diganti permen. Banyak sekali bisa puluhan hingga ratusan juta bahkan miliar dalam satu hari. *pernah dilaporkan dari hasil beberapa penelitian dan investigasi di teve swasta di indonesia*

Tapi masing-masing perusahan memiliki sistem marketing sendiri. Semoga semakin sedikit perusahaan penyedia jasa seperti ini sadar, bahwa kepuasan konsumen harus dipenuhi di semua unsur, tidak hanya dari segi stok barang yang lengkap atau harga yang mahal tapi pelayanan jelek...

Sekali lagi note ini bukan utk menjelekkan atau mempromosikan salah satu perusahaan tertentu tapi sekedar menyuarakan suara hati konsumen yang sering kali malas ngomong dan g tau harus ngomong dimana dan bagaimana. Semoga tidak terjadi hal yang sama.

Intinya kalau teman-teman belanja di Denpasar dan sekitarnya, jangan lupa bawa uang receh. Uang receh berharga dan bernilai. Jgn dibuang-buang karena tanpanya g akan bisa jadi pecahan yg lebih besar.

Harga sebuah nyawa

Seringkali kita menganggap enteng harga nyawa. Bukan hanya nyawa kita sendiri tapi nyawa orang lain. Tidakkah kita sadar, kalau setiap tindakan kita hidup di dunia ini bisa mempengaruhi nyawa orang lain secara langsung dan tidak langsung? Tidakkah kita sadar kalau hidup kita berkaitan dan bisa mengakibatkan dampak bagi orang lain? Kenapa sulit sekali bagi sebagian besar orang untuk melihat dan menyadari hal ini?

Bosan dengan kehidupan yang serba individual, dimana banyak orang hanya memikirkan dirinya sendiri!

Bosan dengan kehidupan yang suka melanggar peraturan dan menyebabkan kerugian dan penderitaan bagi orang lain!

Bosan dengan orang-orang yang suka semaunya “semau gue” seolah-olah dunia ini milik pribadi dan orang lain Cuma numpang dan menyewa!

Bosan dengan orang-orang bodoh yang patut dikasihani yang mengganggap dirinya pintar tapi tidak melakukan yang seharusnya dilakukan, tidak menuruti peraturan yang dibuat, dan menyalahkan orang lain atas kesalahan diri sendiri!

Kenapa banyak orang yang sok hebat mengendarai kendaraan di jalan raya, dengan kecepatan tinggi, tanpa mau mematuhi aturan? Padahal dengan berada di jalan raya saja, walau sekedar menyebrang jalan, bisa mempengaruhi kehidupan orang lain.

Tidak tahu kah kita kalau HIDUP SAYA, TINGKAH LAKU SAYA BISA BERPERANGURUH BAGI ORANG LAIN?
Tidak tahu kah kalau NYAWA itu Cuma SATU dan tidak bisa DIGANTI/DITUKAR atau DIISI ULANG layaknya air mineral?!

Huh, heran masih banyak orang yang benar-benar bodoh dan tolol, menyebabkan penderitaan bagi orang lain. *sorry kasar*
Membawa kendaraan ugal-ugalan dan asal-asalan di jalan raya, main potong, main selip g tau aturan dan etika berkendara, belok g kasih lampu sen/lighting. Kalau malam hari banyak yg g pakai lampu kendaraan. Belum lagi kalau yang suka lewat di perempatan/pertigaan main potong tanpa kasih tanda, lampu merah di langgar kemudian memotong jalan, melawan arus jalan raya, padahal tidak seharusnya demikian. Kemudian menabrak orang lain, menyebabkan orang lain harus jatuh ke aspal jalan dan menderita luka-luka, kemudian merusak properti pribadi orang lain. Bukannya menolong orang yang jatuh lantas meminta maaf, boro-boro berniat mengganti rugi, malah cuek dan lari. Ini adalah orang yang paling patut dikasihani. Tidak mengerti harga nyawa yang tidak bisa dibeli!!!!! Seenaknya mengganggap enteng keselamatan orang lain di jalan raya. Seolah-olah urusan pribadi lebih penting dari nyawa orang lain.

Coba kita pikirkan, saat memutuskan untuk berkendara di jalan raya saja, kita harus tahu dan menaati semua peraturan di jalan raya. Bukan sekedar bisa menjalankan kendaraan saja! Kalau hanya tahu menghidupkan kendaraan dan sekedar menginjak/mengatur gas kendaraan, lebih baik tidak usah membawa kendaraan kalau anda belum mengerti bagaimana harus bersikap di jalan raya. Artinya ANDA TIDAK LAYAK MENJADI PENGENDARA/PENGGUNA JALAN RAYA!!!!! Apalagi kalau tidak punya SIM!!!!!
Itu yang harus dicamkan! Nyawa orang lain sama berharganya dengan nyawa kita!

Harga sebuah nyawa tidak ternilai, g akan bisa dibayar dengan uang seberapapun! Dan kita manusia tidak berhak menghilangkan atau menyebabkan orang lain kehilangan nyawanya karena nyawa manusia itu HAK TUHAN.

Cerita tentang bue Encon dan Tambi Nuris –pendidik hingga akhir hayat-

Bue Encon adalah seorang pemuda yang gagah dan tampan pada masa mudanya. Beliau jg sopan, ramah dan pandai serta rajin. Dengan setia dan berdedikasi untuk mencerdaskan anak-anak bangsa di Kecamatan Kuala Kurun (Sekarang Kabupaten Gunung Mas) waktu itu, beliau rela tinggal jauh dari anak istrinya yang tinggal di Desa Tewah (kala itu masih desa, sekarang sudah jadi kecamatan semenjak pemekaran Kuala Kurun menjadi kabupaten Gunung Mas). Dengan sepeda ontel beliau mengayuh dari rumah tinggalnya di Kuala Kurun menuju sekolah (SMA) tempat beliau mengajar generasi penerus bangsa yang diharapkannya menjadi pemimpin nantinya. Beliau dengan tekun dan sabar mengajar anak-anak didiknya, tidak pernah mengeluh ataupun malas. Tak lupa juga berdoa bagi istri dan anak-anaknya yang jauh saat itu agar senantiasa sehat dan dalam kondisi baik. Pada setiap kesempatan yang memungkinkan beliau pasti pulang ke Desa Tewah utk melepas rindu dengan istri dan anak-anaknya. Tak lupa juga beliau mengajar anak-anak kandungnya dan mendoakan serta berharap agar anak-anaknya menjadi anak-anak yang berhasil dan berguna bagi bangsa dan negara. Hingga jabatan terakhir Bue Encon adalah kepala sekolah SMA sebelum harus pensiun karena usianya sudah beranjak tua.

Sama halnya dengan Bue Encon, Tambi Nuris adalah seorang pemudi yang cantik, sopan dan ramah. Turut seprofesi dengan suaminya, Bue Encon, Tambi Nuris adalah seorang guru yang mengajar anak-anak tingkat sekolah dasar di Tewah. Setiap pagi bangun pagi, menyiapakan sarapan untuk anak-anaknya sebelum berangkat mengajar di sekolah. Memastikan segala sesuatu sudah rapi dan beres di rumah, anak-anak sudah mandi dan sarapan, barulah Tambi Nuris berangkat dengan melangkahkan kedua kakinya menuju SD Impres yang jaraknya lumayan jauh. Namun bukan jauh yang menjadi keluhan Tambi Nuris. Beliau tidak pernah mengeluh bahkan saat anak-anak didiknya nakal dan ada yang malas. Beliau tetap semangat mengajarkan anak-anak didiknya agar maju dan menjadi pemimpin kelak di bidang mereka masing-masing. Hingga terakhir Tambi Nuris menjabat sebagai Kepala Sekolah SD sebelum akhirnya harus pensiun karena usia.

Di usia senja mereka, Bue Encon dan Tambi Nuris tidak berhenti mengajar dan mendidik. Setidaknya pada anak cucu mereka, dan anak-anak asuhan yang tinggal di rumah mereka dan disekolahkannya. Pada masa kecil jean, saat Bue dan Tambi datang berkunjung ke Palangkaraya maupun jean yang berkunjung ke kampung mereka, jean pasti selalu diberikan banyak buku bacaan dan buku-buku pelajaran dari pelajaran hingga ke buku-buku cerita bergambar (saat itu banyak yang berbahasa belanda jg dan sayang jean g ngerti). Kalaupun jean tidak bisa pulang mengunjungi mereka ataupun mereka yang mengunjungi jean, jean pun sering dikirimi buku-buku bacaan. Bagi mereka, tidak ada orang pandai tanpa membaca.

Kini Bue Encon dan Tambi Nuris memiliki delapan (delapan cucu) dari 4 anak-anaknya yang sudah menikah dan masih ada tiga (3) anaknya yang belum menikah. Namun dari keseluruhan tujuh (7) anaknya semua sudah selesai sekolah bahkan 5 sarjana, 1 pendeta dan 1 pengusaha pertambangan. Beliau berdua sanggup menyekolahkan anak2nya di luar palangkaraya dan luar pulau kalimantan dengan menyisihkan gaji dan uang pensiun mereka. Kini semua sudah bekerja, tidak ada yang menganggur (kecuali mama jean yang ibu rumah tangga, setidaknya pernah bekerja dan masih bekerja kan, hehe.. IRT jg sebuah pekerjaan yg g gampang :P)

Selesainya mereka bertugas sebagai guru, mereka masih terus mendidik dalam keseharian mereka. Selain mendidik kedua cucunya yang tinggal bersama mereka di kampng, mereka jg masih bersedia utk membawa anak orang lain dari pedalaman utk tinggal di rumah (kebiasaan suku Dayak di Kalimantan Tengah utk membawa anak orang lain/saudara utk tinggal dan disekolahkan). Bue Raban juga tidak pernah malas dan bermanja dengan kemajuan jaman dan kecanggihan teknologi. Beliau masih mempertahankan kebiasaan hidupnya yang tradisional dengan memelihara ayam kampung juga babi; berkebun buah-buahan seperti rambutan, pisang, coklat, langsat jambu dan lainnya; hingga mencari kayu bakar di hutan untuk memasak di rumah walaupun ada kompor minyak. Beliau jg turut bertani menanam padi di sawah bersama anak-anak dan menantunya kala musim tanam tiba. Demikian juga dengan Tambi Nuris yang memegang kebiasaan tradisional tanpa meninggalkannya karena pengaruh kemajuan jaman.

Saat ditawari untuk pindah dan tinggal menetap di Palangkaraya, disediakan rumah dan ditawari tinggal bersama anak menantu dan cucu-cucunya, beliau berdua enggan dan memilih untuk tinggal menetap terus hingga akhir hayatnya di Tewah, dimana keluarga Encon Raban berasal.

Perhatian mereka tidak pernah habis utk orang lain. Untuk anak cucunya, untuk sanak saudara lainnya, untuk anak-anak didiknya dahulu yang kini sebagian besar sudah jadi pejabat maupun bos-bos. Anak-menantu dan cucu-cucunya yang tinggal jauh dari mereka berdua, Tambi Nuris dan Bue Encon juga tak lupa mendoakan dan menanyakan perkembangan kami. Tak jarang jean dan adik jean yang tinggal di Denpasar pun dipikirkan dan ditelp untuk menanyakan kabar dan perkembangan studi. Setiap kali ada kesempatan utk bercakap lewat telp pun selain menanyakan kabar juga tak lupa menyampaikan petuah-petuah positif.

Bue Encon dan Tambi Nuris adalah contoh pendidik yang terus berdedikasi untuk mendidik hingga akhir hayat mereka lewat cara apapun walau sederhana. Selalu belajar walau usia sudah senja lewat media apa saja yang dapat memberikan nilai edukasi dan tidak mengenal kata malas serta terus berusaha utk jadi lebih baik. Menerima perkembangan dan kemajuan jaman dengan tetap mempertahankan nilai-nilai lokal yang positif. Menjunjung tinggi etika dan martabat oloh itah dan memberikan teladan tersebut bagi anak cucunya.

Terima kasih Tuhan untuk Tambiku dan Bueku. Mereka bukan kebetulan menjadi bagian dalam hidup jean :)