WELCOME TO MY BLOG

Welcome to my Blog。◕‿‿◕。!!
Thank you for visiting.
Please leave some comments in every page you read.
Also, please noted that this is originally my works and I have rights of these all. So for re-post or re-use, confirm 1st to me.
Thank you & GOD BLESS US ^^

Rabu, November 10, 2010

MARAH (Apa dan Bagaimana saat saya MARAH)

Marah itu definisinya bermacam-macam. Banyak orang bisa ngomong kata "MARAH" tapi tidak benar-benar mengerti arti dan tujuannya kenapa harus MARAH.

Dalam kamus bahasa inggris, “Anger” ( marah ) diartikan sebagai: “The strong feeling that you have when something has happened that you think is bad and unfair”.  Kalau diterjemahkan secara bebas kedalam Bahasa Indonesia artinya: Perasaan yang kuat yang kamu rasakan ketika sesuatu yang dirasa buruk dan tidak adil telah terjadi.


Dalam kamus Bahasa Indonesia, “Marah” diartikan sebagai Perasaan tidak senang”.

Sering kali orang yang tidak tahu arti MARAH, lalu saat ia mengalami KEMARAHAN, maka orang tersebut tidak mampu mengontrol dan mengendalikan (Anger management). Inilah yang menyebabkan kecenderungan orang merasakan AMARAH atau orang MARAH lalu berbuat kesalahan. Sekali lagi, marah itu tidak selalu negatif, karena marah juga penting bagi perkembangan emosi. Hanya, karena marah bisa berdampak negatif dan positif, maka harus benar-benar dijaga perasaan "AMARAH" tersebut.

Dalam Amarah atau saat Marah, empat ciri dasar ini selalu akan terungkap :

1. Amarah  sebagai emosi.
Emosi itu ibarat sebuah garpu pengangkat jerami, yang mempunyai tiga gigi,gigi yang pertama adalah "berpikir". Jika Anda marah, Anda berpikir menurut suatu cara tertentu. Gigi kedua adalah ketegangan fisik. Jika anda marah denyut jantung Anda akan bersetak lebih kencang, tekanan darah dan pernafasan meningkat. Elemen ketiga adalah tingkah laku, berupa reaksi terhadap suatu situasi

Dalam bahasa Inggris sendiri kata emosi atau emotion [noun=kata benda (abstrak) ]. Dalam kamus Oxford Leaner's Pocket Dictionary, Emotion  berarti strong feeling, eg.  love, joy, fear or hate, termasuk juga angry (marah).
Jadi ini adalah wajar saat manusia merasa Marah atau merasakan amarah. Justru secara psikologi tidak normal kalau seseorang tidak bisa merasakan amarah. Ada yang salah dengan respon psikisnya. Namun, tetap marah yang sehatlah yang baik. (Saya pribadi sedang belajar mengendalikan amarah menjadi marah yang sehat).

2. Amarah sebagai perasaan.
Contohnya saat saya bersitegang dengan seseorang. Saya mungkin saja berteriak-teriak, mengomel, mengeluh, membentak dan atau cara lain yang mengungkapkan perasaan tersebut. Lima menit atau berjam-jam kemudian, amarah saya menurun. Saya sudah tidak lagi berteriak-teriak, tetapi kemudian saya harus menghadapi dampak dari komponen perasaan akibat marah, yaitu : tersinggung, kesal, kurang percaya diri, depresi. Amarah adalah perasaan, karena amarah mengubah kesan anda terhadap sesuatu orang seseorang yang lain. Banyak orang beranggapan keliru, dengan menganggap bahwa perasaan itu bisa "salah" atau "benar". Padahal perasaan itu hanyalah ungkapan dari cara mereka merasakan sesuatu. Sekali Anda menyadari perasaan Anda, terutama amarah, Anda dapat memilih apakah Anda ingin mengungkapkan atau tidak.

3. Amarah itu komunikator.
Marah atau Amarah itu sebenarnya adalah bentuk komunikasi karena saat saya marah atau saat saya merasakan amarah, saya sedang mengkomunikasikan informasi. Amarah kita mengungkapkan ketidak senangan kepada orang lain. banyak diantara kita semasa anak-anak telah diajar bahwa mengungkapkan kemarahan adalah keakuan yang tidak pantas. Padahal ajaran ini salah besar! Tidak sesederhana itu! Setiap orang punya hak atas amarah, seperti halnya setiap orang juga punya hak atas persaan. TUHAN saja bisa marah kan :)
Beberapa orang mengkomunikasikan amarah mereka dengan berteriak, yang lain dengan menggunakan "gaya marah tapi diam". Ada juga yang menggunakan gaya marah diam tapi memerlukan teman untuk curhat. Setiap orang berbeda-beda.

4. Amarah itu punya konsekuensi.
Marah atau Amarah itu menimbulkan konsekuensi negatif maupun positif. Amarah adalah sumber daya yang ampua yang dapat menciptakan keakraban atau justru menjauhkan orang lain. Menjauhkan kalau marah atau amarah tidak dikomunikasikan secara terbuka dan jujur. Tapi Mendekatkan hubungan saat saya dapat mengakui amarah dan mengarahkanya secara positif. Ini tidak mudah! Saya sendiri seorang yang gampang marah (saya akui itu :D). Maka, marah atau amarah perlu dikendalikan supaya saat saya merasakannya saya dapat menyalurkannya, sehingga saya dapat meningkatkan dampak positifnya dan memperkecil konsekuensi negatifnya.

Jadi, kesimpulannya wajar kalau seseorang MARAH atau merasakan AMARAH. Hanya, bukan berarti hal ini menjadi pembelaan terhadap marah yang negatif (termasuk koreksi untuk diri saya pribadi).

Lalu, kenapa saya sengaja menulis note ini?
Karena saya gampang sekali marah, dan saya sadar kemarahan saya (walau tidak saya ungkapkan dengan ekstrim) membuat orang-orang terdekat saya tidak nyaman dan berprasangka.

Saya gampang marah saat saya mengalami sesuatu yang buruk yang cenderung disebabkan oleh kelakuan orang lain sehingga merugikan saya baik secara materi maupun non materi.

Saya marah, saat buku-buku saja dipinjam si A lalu si A meminjamkan kepada orang lain lagi tanpa pemberitahuan sehingga saat saya butuh buku tersebut saya kesusahan mencarinya, lalu tidak dikembalikan lagi kepada saya. Apalagi saat sii peminjam pura-pura merasa tidak pernah meminjam buku saya. (Sudah banyak buku-buku saya yang dipinjam dan tidak pernah dikembalikan. Buat saya, semurah apapun sebuah buku, sangat berharga nilainya karena setiap buku punya arti dan informasi penting buat saya).

Saya marah saat barang saya dipinjam, tanpa pemberitahuan, tidak diletakkan kembali ke tempatnya dengan baik, sehingga saya kesulitan mencari barang tersebut. Yang membuat saya sering jengkel saat barang saya dipinjam bertahun-tahun, tidak dikembalikan dan si peminjam cuek, sampai barang saya tersebut rusak dan tidak bisa digunakan lagi. Terlebih kalau barang itu pemberian sahabat/keluarga saya. (Setiap barang, bagi saya, termasuk buku, punya arti tersendiri. Itu sebabnya saya punya barang tersebut).

Saya marah saat petugas POM BENSIN mengisi motor saya dengan Bio Pertamax sebanyak 20.000 dan sengaja tidak mengembalikan uang kembalian saya saat saya membayar dengan 50.000 atau lebih. Saat saya menangih petugas tersebut mengelak bahkan mengatakan saya tidak pernah mengisi bahan bakar disitu.

Saya marah saat seseorang berjanji tapi kata-katanya tidak bisa ditepati, tanpa konfirmasi lagi. Saya marah saat seseorang berbicara plin plan, mau ini, mau itu, tapi tidak jelas.

Saya marah saat seseorang berbohong, apalagi mengikut-sertakan orang lain dalam kebohongannya, hanya karena ia tidak mau menjawab pertanyaan atau permintaan saya. Lebih baik bilang TIDAK, dari pada IYA tapi ternyata ujung-ujungnya TIDAK.

Saya marah, saat saya berbuat salah, tapi teman saya justru membicarakan saya di belakang, bukannya menegur saya secara pribadi dan membantu saya untuk menjadi seorang yang lebih baik. Bukankah seorang teman itu saling memperbaiki?!

Saya marah saat orang seenaknya memperlakukan orang lain, mendiskriminasi, menghina, merendahkan bahkan membeda-bedakan. Saya marah saat orang bersikap seolah-olah ia paling hebat padahal sebenarnya ia tidak lebih baik dari orang lain.

Saya marah saat seseorang sadar dia salah, bukannya memperbaiki kesalahannya justru senang melakukan kesalahan tersebut berulang kali.

 Tapi, saat saya tidak pernah marah sampai saya berteriak-teriak atau memaki orang lain. Saat saya marah, saya akan diam, walau bad mood dan bikin semua orang di sebelah saya jadi ikutan bad mood, saya akan berusaha sebisa mungkin tidak mengungkapkan kemarahan saya dengan memaki, karena artinya saya marah tidak sehat.

Saat saya marah, saya akan diam, berusaha menenangkan diri saya dan mengontrol amarah saya tanpa merusak benda, melakukan kekerasan fisik kepada orang lain atau melukai diri saya sendiri. Walaupun saya bisa saja nyolot saat berbicara atau dengan nada sedikit tinggi, tapi saya berusaha menenangkan diri. Tidak mudah mengendalikan amarah. Tidak enak juga menahannya. Saya bergumul keras dengan itu, apalagi saya punya prinsip, aturan dan idealisme yang sering kali kebanyakan orang sulit melakukannya, misalnya saja dengan memperlakukan barang milik saya dengan baik.
Saya tidak pelit, barang saya boleh dipinjam dan dipakai, tapi tolong dirawat. Apalagi kalau barang orang lain yang dititipkan kepada saya, dipakai, tolong dirawat dan segera dikembalikan saat tidak lagi dipakai, karena bagaimana pun itu barang orang lain, bulan barang saya. Uang saya boleh dipinjam, tapi saat bilang pinjam tolong dikembalikan karena itu berasal dari orang tua saya, atau lebih baik bilang minta, karena saya tidak enak menagihnya.

Saya gampang marah saat sesuatu yang buruk dilakukan orang lain kepada saya. Tapi saya bukan seorang pendendam. Sekarang marah, sejam lagi saya sudah biasa dan melupakan amarah saya. Saya tidak suka menyimpannya lama-lama.

So, marah itu wajar karena saya seorang manusia. Tapi, ini bukan berarti pembelaan, karena marah juga harus dikendalikan supaya jadi marah yang sehat. :)




juga di posting di account FB http://www.facebook.com/note.php?note_id=452613251855

Tidak ada komentar:

Posting Komentar