WELCOME TO MY BLOG

Welcome to my Blog。◕‿‿◕。!!
Thank you for visiting.
Please leave some comments in every page you read.
Also, please noted that this is originally my works and I have rights of these all. So for re-post or re-use, confirm 1st to me.
Thank you & GOD BLESS US ^^

Jumat, Februari 25, 2011

Sebesar apa Kasih ALLAH untuk Manusia??

Seorang anak sekolah minggu bertanya kepada gurunya, "Sebesar apa kasih Allah untuk manusia?".

Guru sekolah minggu pun menjawab, "Sebesar tangan Tuhan Yesus yang terentang di kayu salib."

Si anak lalu pulang dalam keadaan murung. Sesampainya di rumah ibunya bertanya kenapa ia terlihat murung.

Si anak menjawab ibunya, katanya, "Katanya Allah Maha Pengasih dan Ia sangat mengasihi manusia. Tadi waktu aku tanya seberapa besar kasih-Nya, guru sekolah minggu bilang sebesar tangan Tuhan Yesus yang terentang di kayu salib. Berarti sekecil ini dong Ma?" ujarnya polos sambil menunjukkan kalungnya dengan liontin berbentuk kayu salib dan ukiran Tuhan Yesus yang sedang terentang di sana.

(Sebuah analogi terinspirasi dari adik sekolah minggu yang cerdas dan kritis)
***



Banyak dari kita, saat mengirim atau memberikan kata-kata motivasi, penghiburan, atau pengingat yang seperti cerita analogi ini. "Kasih Allah sebesar tangan Kristus yg terentang di atas kayu salib". Atau kita mengirimkan pesan paskah seperti ini,  "Begitu besar kasih Allah bagi kita, sebesar tangan Kristus yang terentang di atas kayu salib di bukit Golgota".


Entah kita sadari, pahami, atau tidak, kita mengatakan sebuah kekeliruan. Kelihatannya simpel dan kecil, tapi bisa jadi berdampak besar bagi iman kita. Banyak orang Kristen yang pemahamannya seperti si anak sekolah minggu yang kritis. Bukan berarti pemahaman kritis seperti ini salah. Tapi, memang penggunaannya kurang tepat, menurut saya pribadi.


Mungkin yg kita maksud adalah kasih Allah begitu besar, sebesar pengorbanan Kristus bagi umat manusia. Kasih yg begitu besar yang tidak dapat terukur. Kasih yang begitu dalam sehingga tidak dapat terselami. Kasih yang begitu luas melebihi luasan mata kita sanggup memandang. Kasih yang luar biasa melebihi logika dan rasio manusia, karena Ia adalah Sang Maha Kasih.


Tapi dengan mengatakan "sebesar tangan Kristus yg terentang", sama artinya dengan kita mengingkari sifat Maha Kasih-Nya itu.Mungkin juga kita bermaksud untuk memperindah kata, laksana seni sastra yg mengumpamakan kebesaran kasih-Nya seperti pengorbanan-Nya di kayu salib. Tapi penggunaan kata-kata ini keliru.


Sederhana memang. Bahkan mungkin kita berpikir, "Ah, orang-orang yang imannya dewasa pasti mengerti maksudnya". Memang benar begitu, menurut kita. Tapi tidak semua orang bisa memahami kalimat seperti maksud si penyampainya.


Oleh karena itu hendaknya kalimat terlebih kesaksian, motivasi, penghiburan, dan sejenisnya menggunakan kata-kata yg lugas dan jelas, to the point, dan menghindari kemungkinan multi tafsir atau ambigu. Kecuali pengajaran Alkitabiah yang memang dalam kepentingan tertentu bisa menggunakan perumpamaan atau seni berkata-kata dalam bahasa agar lebih bisa dipahami dan ditangkap maksudnya oleh si pendengar. Tapi penggunaan kata-kata kiasan atau penggunaan perumpamaan juga harus tetap sesuai konteks dengan prinsip menghindari multi tafsir. Oleh sebab itu kata-kata kiasan dan perumpamaan selalu ada penjelasan arti yang benar (contohnya perumpamaan-perumapaan yang Tuhan Yesus pakai dalam pengajaran-Nya di kitab injil).


Maka apabila kita mau bilang kasih Allah itu sangat besar, cukup katakan "kasih Allah sebesar pengorbanan Kristus di kayu salib". Seberapa besarkah itu? Sangat besar. Bahkan melebihi tangan-Nya yang terentang dengan paku di kayu salib. Sangat besar hingga tak dapat diukur menurut ukuran manusia!


Jadi, marilah kita menggunakan setiap perkataan yang benar. Karena yang baik dan kedengarannya indah belum tentu benar.




Denpasar, 24 Februari 2011
Senja hari menjelang malam, sebuah perenungan dari gubuk kecil yang sederhana.
Copyright Jeannita Adisty
Juga di posting di FB http://www.facebook.com/note.php?note_id=10150092344971856

Tidak ada komentar:

Posting Komentar