WELCOME TO MY BLOG

Welcome to my Blog。◕‿‿◕。!!
Thank you for visiting.
Please leave some comments in every page you read.
Also, please noted that this is originally my works and I have rights of these all. So for re-post or re-use, confirm 1st to me.
Thank you & GOD BLESS US ^^

Kamis, Agustus 13, 2009

When My Mum said.... Thanks God!

Kemarin hari yang benar-benar luar biasa. seolah-olah aku mendapat pengakuan dari kedua orang tua bahwa aku sudah dianggap cukup dewasa untuk memutuskan kehidupanku sendiri, walau belum sepenuhnya 100%.

Pagi itu, ada sebuah kabar masuk terkait dengan tagihan dan keberlanjutan penggunaan beberapa fasilitas, termasuk studi dan segala yang berhubungan dengan kehidupanku dan adikku di Denpasar. Dari beberapa waktu lalu, saat menghitung semua, belum termasuk biaya studiku dan terlebih studi adikku, waduh mencapai nol yang tidak sedikit. jutaan bahkan puluhan juta.

Uangnya tentu masih disediakan ayahku, karena beliau yang bekerja di keluarga kami. Akhirnya aku memutuskan berkonsultasi dengan mamah (yang memang selalu aku lakukan dengan kedua orang tuaku, konsultasi, diskusi). Sengaja tak kuganggu papah yang sedang berkutat dengan follow up studinya dari sebuah unieversitas bagus di singapura. aku mengerti benar keinginan beliau yang besar untuk bisa studi lagi. jadi, setelah dikirim ke singapura untuk studi singkat dan masih diawasi perkembangannya di indonesia, aku harus mengurangi intensitas "gangguan"ku. Termasuk mengingatkan untuk pembayaran tagihan-tagihanku dan adikku lewat mamah.

Bersyukur punya ibu sekaligus istri yang sepadan untuk papahku ini. Benar-benar ibu yang "super mom" bagi aku dan adik laki-lakiku. Pergertiannya yang luar biasa saat itu.

"Mamah sudah bicara sama Papah. Kata Papah, terserah kamu."

Berhubung yang harus segera dikeluarkan bukan yang yang sedikit. belum lagi kontrak rumah yang mencapai puluhan juta. belum lagi biaya sekolah adikku yang akan melanjutkan di univ swasta yang cukup mahal setelah ia menyelesaikan studinya di kampusnya yang sekarang. Aku terus mengutarakan pendapatku dengan mama, pilihan-pilihan, plan A dan plan B, pertimbangan untuk tiap pilihan dan konsekuensinya. Aku tau betul mencari uang sekarang bukan perkara gampang segampang aku meminta. Belum lagi aku harus juga memikirkan banyak hal keperluan lainnya, termasuk kesehatan papaku yang menurutku terlalu "workaholic".

"Papa sama Mama percayakan sama kamu. Kamu yang putuskan gimana yang terbaik. A boleh, B juga boleh, yang mana yang baiknya menurut kamu dan buat kamu."

Benar-benar luar biasa Mamahku. Mendengar kata-kata ini aku sampai menangis, walau sebisa mungkin supaya mama g tau aku menangis. Seperti sebuah pengakuan kalau anak gadisnya yang kecil ini sudah beranjak dewasa. Kalau anak gadisnya ini bisa memutuskan hal baik untuk dirinya sendiri dan juga keluarga. Kalau anak gadisnya ini sudah jadi perempuan yang bisa diandalkan.

Terakhir aku bicara hal serupa sebulan yang lalu dengan Papa, ujung-ujungnya aku malah "bertengkar hebat" karena perbedaan pendapat yang tidak bisa dimengerti Papaku. *maklum kolerik ketemu kolerik*. Ketakutan juga yang sempat aku rasa saat kembali bertukar pikiran dengan Mama. Takut bakalan "marahan" seperti aku dan papa bulan lalu. Tapi Tuhan luar biasa, mama benar-benar pengertian. Tumben sekali aku bisa satu pikiran dengan mama, karena biasanya aku "anak papa" dan adikku yang cenderung "anak mama". walau kami semua sama dekatnya satu sama lain.

Terima kasih Tuhan untuk Mama yang luar biasa. Terima kasih saat mama mengatakan semuanya, membuat aku sadar, akhirnya kedua orang tua-ku mengakui aku sudah bisa dianggap sedewasa usiaku. Bahwa selama ini semua usahaku dan tanggung jawab yang aku lakukan sudah aku kerjakan dengan baik sehingga aku masih dapat dipercaya.

Dianggap dan diakui dewasa di keluarga terlebih oleh kedua orang tua cukup sulit. Tak jarang mereka menganggap dan mengatakan, "Kamu masih kecil,belum tau apa-apa" tanpa bermaksud mengecilkan hatiku dan meragukan aku. Tapi setidaknya, saat usiaku 21 tahun ini, memasukinya aku benar-benar takut. Tanggung jawab dengan orang tua semakin besar. Aku benar-benar harus berusaha dan berdiri dengan kakiku, walau masih memegang tangan orang tuaku. Setidaknya aku sudah DIPERCAYAI dengan semua yang aku punya.

Terima kasih Tuhan untuk Papa dan Mamaku :)
Mereka orang tua yang luar biasa dan terbaik untukku.
Terima kasih juga Tuhan menyertai kami sekeluarga dan mendidik kami dengan setiap kondisi yang sudah ada, suka maupun dukanya. Karena dari semua itu, kami belajar bagaimana arti keluarga di dalam Tuhan :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar