WELCOME TO MY BLOG

Welcome to my Blog。◕‿‿◕。!!
Thank you for visiting.
Please leave some comments in every page you read.
Also, please noted that this is originally my works and I have rights of these all. So for re-post or re-use, confirm 1st to me.
Thank you & GOD BLESS US ^^

Jumat, Februari 25, 2011

La Bella Ragazza e La Bella Spiaggia [A Beautiful Girl and A Beautiful Beach] ~Short Story~

La Bella Ragazza e La Bella Spiaggia

[A Beautiful Girl and A Beautiful Beach]




I was walking through the coast, while feeling the cool water brought by few little waves to the white sand, under the soles of my foot. I was feeling the fresh air every time I took my breath. I was feeling the wind blew through my skin. Then I prayed under the blue sky and the bright sunshine.

I wasn't thinking about finding someone new to be acquaintance. I was with nobody, just me. But then we met, suddenly, un-designedly. We never knew each other before but I felt like we were so close.

I pushed myself to be brave, walked slowly but sure, to approach you. I didn't know where you came from, but I was too stubborn. So I addressed you in a friendly way, "Ciao! Mi scusi, Signorina!"

You looked so shock but still gave me a smile, you answered, "Pardon?"

I concluded that you can't speak Italiano. "Mi dispiace, I am sorry. I approached you in my original style, Italiano."

With your sweet little smile you answered me, "It's OK. So sorry I can't speak Italian."

I didn't know why, I offered you for learning some Italian words, and you said "Yes" while your eyes were sparkling in beauty.

I was so glad, nothing bad intention. I just wanted to know you more.

"Ciao! Hello!" I opened our study.

"Buongiorno! Good Morning!" I said again.

Then you answered, "Buongiorno!", with a larger sweet smile.

I spoke to ask your news, "Come stai? How are you? Bene? Fine?"

"Bene! Grazie!" you answered while gave me your sweet smile again.

Then bravely I said, "Come ti chiami, Signorina? What is your name? Mi chiamo Andrè."

You just answered simply, "Anne". What a beautiful name of a beautiful Signorina that always smile beautifully, though my mind.

I let my mind flew, lost of my own control, when we kept in silence for few minutes. Unrealized and un-designedly, I said, "Tu è bella!"

"Pardon me, Andrè?" you asked me and my mind was under my control again. I though you didn't hear my words but it seemed too loud to be un-hear-able.

"Nothing! Just between me and God." I said. Honestly, I felt guilty not tell you the truth you deserved. But I was too afraid to say these words.

Then the time to say goodbye came. I hope to see her again in a good chance and enough time, more longer, to know each other. While in my reluctance feelings, I said, "Mi dispiace, Anne, forse un'altra volta. Spero che si possa incontrare di nuovo. I'm sorry, maybe next chance. I hope we can meet again."

With your little smile you answered me, "Grazie Andrè!".

And I answered you back, "Prego, Anne!"

Then we said together, "Arriverderci! Good bye! "

"Vederti in un'altra occasione, Anne! See you in another chance!" I said before you left me. Then you gave me your best sweet smile and you walked away.

While I was seeing you were walking, until you disappeared, and I just whispered gently, "La bella ragazza, tornero piu tardi. Tra poco!*"

When I couldn't see you any longer, I decided to go home. I walked back and left our meeting point with brought the wonderful sweet memory of us. While I was walking, I talked to myself, "Questa spiaggia è molto bella. Anche quella ragazza è molto bella. Mi piacciono le grandi onde e la sabbia bianca. Anche mi piacciono la belle regazza, Anne.** "



~THE END~







These Italian sentences means:
* Beautiful girl, I'll be back, soon!
** This beach is beautiful, so the girl is beautiful. I like the big wave and the white sand. Also I like the beautiful girl too.





Copyright Jeannita Adisty
Denpasar, February 24, 2011
From my comfort private room.
Also published in my facebook page http://www.facebook.com/note.php?note_id=10150092175086856
and http://babydist.blogspot.com/2011/02/la-bella-ragazza-e-la-bella-spiaggia.html

Cerminan Perilaku Generasi Muda Indonesia?

Cukup mengejutkan saat menonton siaran berita Seputar Indonesia Malam edisi Kamis, 17 Februari 2011. Di salah satu segmen, disiarkan penderita penyakit menular seksual meningkat tajam. Per Januari 2011 saja, di DKI Jakarta tercatat lebih dari 9000 orang penderita dan mungkin lebih. Mirisnya lebih dari 3000 di antaranya adalah remaja. Kasus ini juga mungkin bisa sama besarnya atau bahkan lebih besar di daerah luar Jakarta. Ini diakibatkan perilaku seksual yg menyimpang dan pergaulan bebas.

Saya jadi berpikir, kalau generasi muda saja sudah banyak yg menderita PMS dan hidup dalam pergaulan yg buruk, Bangsa Indonesia yg saat ini sedang krisis multidimensi bisa dibayangkan akan bagaimana 5 tahun ke depan. Harapan akan perubahan positif mungkin hanya akan jadi mimpi belaka.

Karena bangsa yg cerdas dan unggul adalah bangsa di mana rakyatnya, terlebih generasi mudanya sehat. Sehat baik fisik/jasmani, psikis/jiwa, dan rohani/spiritual. Sudah cukup Indonesia kritis karena generasi tua yg bobrok jasmani, cacat jiwa jg karakter, dan spiritual dangkal. Masakan generasi muda yg besok menggantikan posisi para pemimpin bobrok hari ini ikut rusak?

#Think

Sebesar apa Kasih ALLAH untuk Manusia??

Seorang anak sekolah minggu bertanya kepada gurunya, "Sebesar apa kasih Allah untuk manusia?".

Guru sekolah minggu pun menjawab, "Sebesar tangan Tuhan Yesus yang terentang di kayu salib."

Si anak lalu pulang dalam keadaan murung. Sesampainya di rumah ibunya bertanya kenapa ia terlihat murung.

Si anak menjawab ibunya, katanya, "Katanya Allah Maha Pengasih dan Ia sangat mengasihi manusia. Tadi waktu aku tanya seberapa besar kasih-Nya, guru sekolah minggu bilang sebesar tangan Tuhan Yesus yang terentang di kayu salib. Berarti sekecil ini dong Ma?" ujarnya polos sambil menunjukkan kalungnya dengan liontin berbentuk kayu salib dan ukiran Tuhan Yesus yang sedang terentang di sana.

(Sebuah analogi terinspirasi dari adik sekolah minggu yang cerdas dan kritis)
***



Banyak dari kita, saat mengirim atau memberikan kata-kata motivasi, penghiburan, atau pengingat yang seperti cerita analogi ini. "Kasih Allah sebesar tangan Kristus yg terentang di atas kayu salib". Atau kita mengirimkan pesan paskah seperti ini,  "Begitu besar kasih Allah bagi kita, sebesar tangan Kristus yang terentang di atas kayu salib di bukit Golgota".


Entah kita sadari, pahami, atau tidak, kita mengatakan sebuah kekeliruan. Kelihatannya simpel dan kecil, tapi bisa jadi berdampak besar bagi iman kita. Banyak orang Kristen yang pemahamannya seperti si anak sekolah minggu yang kritis. Bukan berarti pemahaman kritis seperti ini salah. Tapi, memang penggunaannya kurang tepat, menurut saya pribadi.


Mungkin yg kita maksud adalah kasih Allah begitu besar, sebesar pengorbanan Kristus bagi umat manusia. Kasih yg begitu besar yang tidak dapat terukur. Kasih yang begitu dalam sehingga tidak dapat terselami. Kasih yang begitu luas melebihi luasan mata kita sanggup memandang. Kasih yang luar biasa melebihi logika dan rasio manusia, karena Ia adalah Sang Maha Kasih.


Tapi dengan mengatakan "sebesar tangan Kristus yg terentang", sama artinya dengan kita mengingkari sifat Maha Kasih-Nya itu.Mungkin juga kita bermaksud untuk memperindah kata, laksana seni sastra yg mengumpamakan kebesaran kasih-Nya seperti pengorbanan-Nya di kayu salib. Tapi penggunaan kata-kata ini keliru.


Sederhana memang. Bahkan mungkin kita berpikir, "Ah, orang-orang yang imannya dewasa pasti mengerti maksudnya". Memang benar begitu, menurut kita. Tapi tidak semua orang bisa memahami kalimat seperti maksud si penyampainya.


Oleh karena itu hendaknya kalimat terlebih kesaksian, motivasi, penghiburan, dan sejenisnya menggunakan kata-kata yg lugas dan jelas, to the point, dan menghindari kemungkinan multi tafsir atau ambigu. Kecuali pengajaran Alkitabiah yang memang dalam kepentingan tertentu bisa menggunakan perumpamaan atau seni berkata-kata dalam bahasa agar lebih bisa dipahami dan ditangkap maksudnya oleh si pendengar. Tapi penggunaan kata-kata kiasan atau penggunaan perumpamaan juga harus tetap sesuai konteks dengan prinsip menghindari multi tafsir. Oleh sebab itu kata-kata kiasan dan perumpamaan selalu ada penjelasan arti yang benar (contohnya perumpamaan-perumapaan yang Tuhan Yesus pakai dalam pengajaran-Nya di kitab injil).


Maka apabila kita mau bilang kasih Allah itu sangat besar, cukup katakan "kasih Allah sebesar pengorbanan Kristus di kayu salib". Seberapa besarkah itu? Sangat besar. Bahkan melebihi tangan-Nya yang terentang dengan paku di kayu salib. Sangat besar hingga tak dapat diukur menurut ukuran manusia!


Jadi, marilah kita menggunakan setiap perkataan yang benar. Karena yang baik dan kedengarannya indah belum tentu benar.




Denpasar, 24 Februari 2011
Senja hari menjelang malam, sebuah perenungan dari gubuk kecil yang sederhana.
Copyright Jeannita Adisty
Juga di posting di FB http://www.facebook.com/note.php?note_id=10150092344971856

WHY IT'S HARD TO FORGIVE

Why it's so hard to forgive? Because forgive isn't just forget the mistake one's did to me, but be humble. Be humble not only say "It's OK. I'm fine. I won't angry or judged them. I still love them.", it's more than these!

I used to think that I deserve to get the best. When I do my best, I deserve to get the best too, this is my rights. When I do my best but get worse, it makes me hurt and this is unworthy for me. I didn't realize that this is a kind of self- arrogance, & it's wrong! Nobody deserve, everybody is sinners.That's what I learned. When I feel I get something that not deserve for me, I make my "wall of self arrogance" and never can forgive.

When I can't forgive someone yet, I let satan works in me.  He never want me to forgive or feel forgiven. He always tell me that I deserve to get better, the best is my rights, this is unworthy, I'm the victim, etc. But I realized that these all things are just useless. Never feel like this anymore because it opens the door for satan's works.

That's why I keep feeling the pain. That's why I always cry and feel hurt when I think of the wounds they caused. That's why God can't heal me. Because I still close my own door and built my own wall of self arrogance.
So, I learned to find this wrong part of my own that makes me can't forgive them. I found it already. Then I learn to let it go right now. Maybe it can be finished in seconds, days, weeks. Maybe it takes time months or years. But this is the good process to be like what God wants me to be. Just forgive and be humble.

When I forgive in the right humility, I am opening up the door for God to heal the wounds they caused. I am starting the treatment process of God's healing. Then sure, I can forgive sincerely.


Just forgive...



Copyright Jeannita Adisty
February 25, 2011


To God be the glory!
Thank you so much for all of you: who give me ears, minds, times, and hearts to hear my sharing, who reminding me always in the right principles, who opening my blind eyes and mind, who never leave me when I'm down but help me to rise up, who be my blessings in their own ways.
Thank you dears! Keep blessing others by your own way!
God always be with us!

Also posted on my Facebook http://www.facebook.com/note.php?note_id=10150092463696856